Namun, negosiasi gagal, dan massa mulai menunjukkan tindakan yang lebih agresif. Saat situasi semakin memanas, tim negosiator mundur, dan digantikan oleh Dalmas awal dengan formasi tangan berkait.
Massa semakin mendesak dan mulai melakukan tindakan anarkis, seperti mendorong barisan petugas.
BACA JUGA:Partai Golkar Baru Umumkan 10 Cagub dan 278 Cabup dan Cakot untuk Pilkada 2024
Menyikapi hal ini, formasi Dalmas diganti dengan Dalmas lanjutan yang dibekali tameng dan tongkat serta didukung kendaraan anti huru-hara (Rantis) dan tim dokes (dokter kesehatan).
Massa kemudian melakukan pembakaran ban dan melakukan perlawanan yang semakin intens.
Petugas kepolisian berupaya memadamkan api dengan alat pemadam kebakaran (APAR) dan melindungi diri dengan tameng. Tim Dalmas juga berusaha mengurai konsentrasi massa dengan tembakan senjata flash ball ke udara. Beberapa provokator yang menyulut aksi massa ditangkap oleh tim tindak dari Satreskrim.
Situasi semakin tegang ketika salah satu pengunjuk rasa membawa senjata tajam dan melakukan perlawanan terhadap petugas, sehingga diambil tindakan tegas.
BACA JUGA:Edison Dapat Dukungan Pujasuma Maju Pilkada Muara Enim 2024
Beberapa korban dari massa yang terluka segera dievakuasi oleh tim kesehatan Polres Muara Enim. Dengan tindakan tegas dan terukur oleh petugas, akhirnya massa berhasil dipukul mundur dan situasi kembali aman dan kondusif.
Kapolres Muara Enim melalui Kabag Ops kemudian mengadakan apel konsolidasi untuk mengecek kekuatan personel, kelengkapan, dan kondisi pasukan setelah simulasi berakhir.
Kegiatan ini bertujuan agar seluruh personel Polres Muara Enim dapat menjalankan tugas mereka secara prediktif, profesional, proporsional, dan akuntabel dalam rangka menjaga keamanan dan ketertiban selama Pilkada Serentak 2024.
Dengan simulasi di atas makin jelas bahwa Polres Muara Enim telah siap amankan Pilkada 2024.