KORANENIMEKSPRES.COM,---Tugu Pal Putih, atau yang lebih dikenal sebagai Tugu Jogja, adalah salah satu landmark paling ikonik di Yogyakarta.
Berdiri di persimpangan empat jalan utama, yaitu Jalan Mangkubumi, Jalan Jenderal Sudirman, Jalan AM Sangaji, dan Jalan Diponegoro, tugu ini telah menjadi simbol tak tergantikan yang tidak hanya menarik perhatian wisatawan, tetapi juga menyimpan nilai historis dan filosofis yang mendalam.
Sejarah dan Filosofi Tugu Jogja
Awalnya, Tugu Jogja bernama Tugu Golong Gilig. Dibangun setahun setelah berdirinya Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat oleh Sultan Hamengku Buwono I, tugu ini merupakan lambang persatuan antara penguasa dan rakyat dalam perjuangan melawan penjajah, yang dikenal dengan filosofi Manunggaling Kawula Gusti.
Tugu ini juga diyakini sebagai penanda garis imajiner yang menghubungkan Laut Selatan, Kraton Jogja, dan Gunung Merapi.
BACA JUGA:Cuma 3 Jam 3 Jogja, Ini Tempat Indah Negeri di Atas Awan di Wonosobo
Tugu tersebut awalnya setinggi 25 meter, namun gempa yang melanda Yogyakarta pada tahun 1867 menyebabkan kerusakan parah, dan tingginya dikurangi menjadi 15 meter.
Meski telah beberapa kali direnovasi, Tugu Pal Putih tetap mempertahankan esensi filosofisnya sebagai simbol persatuan.
Keindahan Tugu Jogja pada Malam Hari
Tugu Pal Putih terbuka untuk umum selama 24 jam, namun banyak wisatawan merekomendasikan untuk mengunjunginya pada malam hari. Saat itu, suasana lebih tenang dan lampu-lampu kota mempercantik pemandangan.
Cahaya lampu menyinari bangunan bersejarah ini, menciptakan suasana yang magis di tengah malam. Selain itu, suasana malam juga menjadi waktu terbaik untuk mengabadikan momen di Tugu Jogja dengan latar belakang gedung-gedung modern dan lampu lalu lintas yang menyala.
BACA JUGA:Berjarak 56 Km, Ini Pesona Pantai Kukup:
Spot Foto dan Aktivitas Wisata
Tugu Jogja menjadi salah satu destinasi utama bagi wisatawan yang ingin berfoto.
Salah satu spot favorit adalah di arah utara tugu dengan latar belakang gedung-gedung tinggi di sekitarnya.