JAKARTA, -- Sekretaris Tim Kampanye National (TKN), Nusron Wahid menanggapi sindirian Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri soal penguasa yang bertindak seperti order baru.
Kepada awak media, dia justru mengatakan bahwa sindirian tersebut seharusnya diperuntukan untuk Megawati Soekarnoputri seorang karena selama 10 tahun ini, yang mengusung Presiden Joko Widodo atau Jokowi adalah PDI Perjuangan.
Tidak hanya itu, bahkan dia juga menganggap bahwa pernyataan Presiden ke-5 RI itu hanya sebuah kegelisahan lantaran orang yang diusungnya, dalam artian Jokowi itu tidak menjadi sosok anggota Partai yang diharapkannya.
"Kami menghormati Bu Mega tapi statement yang disampaikan Bu Mega itu adalah statement kegelisahan sebagai orang tua, kegelisahan sebagai partai pengusung yang kebetulan sebetulnya berharap supaya Pak Jokowi itu dijadikan alat partai politik dan petugas partai politik tertentu," ujar Nusron Wahid di Media Center TKN Prabowo-Gibran, Jakarta Selatan, Selasa, 28 November 2023.
BACA JUGA:KPK Mulai Selidiki Dugaan Korupsi Pengadaan Sapi di Kementan
"Tetapi Pak Jokowi lebih memilih menjadi petugas negara dan petugas rakyat daripada menjadi petugas partai politik," sambungnya.
Selain itu, Nusron Wahid juga merasa bahwa pernyataan tersebut tidak relevan karena menurutnya itu dinilai sebagai ilusi yang bisa menimbulkan perpecahan.
"Ini namanya adalah menyebarkan ilusi yang nanti akan diciptakan kayak semacam psy war yang sifatnya nanti adalah post truth yang seakan-akan kita tidak pernah peduli hukum itu berdasarkan fakta atau berdasarkan pada ilusi," jelasnya.
Diketahui sebelumnya, Megawati Soekarnoputri menyebutkan bahwa penguasa saat ini telah bertindak selayaknya order baru.
BACA JUGA:Tugas dan Kewenangan Firli Bahuri di KPK Diberhentikan
Pernyataan tersebut disampaikan olehnya saat menghadiri acara kegiatan Rakornas Organ Relawan Ganjar-Mahfud se Pulau Jawa di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin, 27 November 2023.
Kejengkelan Megawati tersebut disampaikan karena menurutnya banyak aksi yang dianggap seenaknya dilakukan oleh penguasa, seperti intimidasi dan intervensi kepada masyarakat.
Tidak hanya itu, bahkan menurutnya, tindakan penguasa yang dimaksudkannya itu telah terang-terangan menyalahi aturan Undang-undang (UU).
"Mestinya Ibu enggak perlu ngomong gitu, tapi sudah jengkel. Karena apa? Republik ini penuh dengan pengorbanan, tahu tidak? Mengapa sekarang kalian yang baru berkuasa itu mau bertindak seperti waktu zaman Orde Baru," kata Megawati.(disway)