- RKW XXII: Jering Menduyung
Wilayah Baturaja juga mencakup kawasan hutan rawa seperti Padang Sugihan, yang merupakan habitat bagi populasi gajah Sumatera.
Pengelolaan kawasan ini menjadi sangat krusial dalam upaya menyelamatkan satwa ikonik tersebut dari ancaman kepunahan.
Tantangan dan Upaya Konservasi: Berjuang Melawan Ancaman Lingkungan
BKSDA Sumsel dihadapkan pada berbagai tantangan, seperti perambahan hutan, perburuan liar, dan perubahan iklim.
BACA JUGA:300 Petani Ikuti Sosialisasi Perhutanan Sosial
Perambahan hutan sering terjadi di sekitar kawasan Suaka Margasatwa dan Taman Wisata Alam, menyebabkan kerusakan ekosistem dan mengancam habitat satwa endemik.
Untuk mengatasi masalah ini, BKSDA bekerja sama dengan aparat penegak hukum dan masyarakat lokal guna mencegah praktik perburuan liar serta menjaga kawasan dari aktivitas ilegal.
Selain itu, edukasi kepada masyarakat juga menjadi salah satu fokus penting agar warga sekitar menyadari pentingnya menjaga kelestarian alam.
Kolaborasi sebagai Kunci Keberhasilan Konservasi
Dalam menjalankan tugasnya, BKSDA Sumsel tidak bekerja sendiri. Kolaborasi dengan berbagai pihak, seperti pemerintah daerah, organisasi lingkungan, komunitas lokal, dan sektor swasta, menjadi kunci keberhasilan dalam pengelolaan kawasan konservasi.
BACA JUGA:Mantan Penambang Emas Ilegal Pilih Hidup Tenang, Dulu Rusak Hutan Kini Lestarikan Hutan
Keterlibatan masyarakat lokal sangat diutamakan melalui program-program pemberdayaan, seperti pelatihan ekowisata dan konservasi berbasis komunitas.
Selain meningkatkan kesadaran lingkungan, hal ini juga membantu menciptakan peluang ekonomi bagi masyarakat sekitar kawasan konservasi.
Manfaat Ekologis, Ekonomi, dan Sosial dari Konservasi