MUARA ENIM - Pasangan Calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati Muara Enim nomor urut 1, Dr H Ahmad Rizali MA dan Dr Hj Shinta Paramitha Sari SH MHum (Al-Shinta) juga dikenal pejuang asipirasi.
Kali ini pejuang aspirasi melakukan kampanye dengan cara dialogis untuk mendengar langsung kebutuhan masyarakat dan memberikan solusi atas harapan masyarakat di Desa Baturaja, Siku, Dangku dan Gunung Raja, Kecamatan Empat Petulai Dangku, Kabupaten Muara Enim, Jumat 25 Oktober 2024.
Pasangan calon kepala daerah Kabupaten Muara Enim nomor urut 1 dengan jargon MUARA ENIM SMART bersama Juru Kampanye Dr Firmansyah SH MH, Deri Firmansyah, Ajis, Sukardi dan rombongan tim pemenangan tersebut mendapat sambutan antusias masyarakat.
Terutama kalangan ibu-ibu yang begitu antusias menyambut kedatangan Al-Shinta yang dikenal pejuang aspirasi masyarakat selalu tau dan sangat paham permasalahan yang dihadapai masyarakat.
BACA JUGA:Masyarakat Lubai Nyatakan Sikap Menangkan Al-Shinta di Pilkada 2024
Sehingga apa yang menjadi problem masyarakat tersebut dapat ditindak lanjuti jika nantinya pasangan ini mendapatkan amanah masyarakat terpilih menjadi bupati dan wakil bupati Muara Enim pada Pilkada 27 November mendatang.
Pada kampanye tersebut, Rizali dan Shinta menyampaikan program pembangunan unggulan yang akan dilaksanakannya. Salah satu program unggulannya mendorong peningkatan pembanguan di sektor pertanian.
Menurut Rizali, sebagian besar pekerjaan dan pendapatan masyarakat dipedesaan berasal dari sektor pertanian. Dengan demikian, pembangunan pertanian merupakan hal yang mutlak dilakukan.
Namun lanjut Rizali, pembangunan pertanian tidak hanya ditujukan pada peningkatan produksi pertanian saja, Yang paling penting adalah meningkatkan kesejahteraan petani sebagai pelaku utama dalam sektor pertanian.
BACA JUGA:Al-Shinta Berjanji Berikan Pelayanan dan Perhatian Khusus Lansia
"Hasil pertanian selama ini melimpah, namun hal tersebut tidak lantas membuat petani menjadi sejahtera. Karena bukan petani yang menentukan harga produksi pertanian, petani selalu dapat untung kecil dari hasil produksi mereka," ujar mantan Pj Bupati Muara Enim ini.
Keuntungan yang kecil tersebut disebabkan karena panjangnya jalur distribusi hasil produk pertanian yang mengakibatkan perbedaan harga yang tinggi ditingkat petani. "Distribusi panjang harus dipangkas," tegas dia.
Selain memangkas rantai distribusi, hasil produksi pertanian yang dijual sebagai bahan mentah.
Menurut Rzali juga ditenggarai sebagai faktor lain rendahnya keuntungan yang dinikmati petani.
BACA JUGA:Al-Shinta Berjanji Perkuat Pelayanan Kesehatan di Desa