MUARA ENIM, KORANENIMEKSPRES.COM - Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Muara Enim menggelar Pelatihan Bagi 50 Konselor Remaja dan Dewasa Tentang Penggunaan Platform dan Pendekatan Integratif di ruang rapat DPPKB Muara Enim, Senin 4 Oktober 2024.
Kegiatan ini dalam rangka menekan kasus bullying di Kabupaten Muara Enim.
"Akhir-akhir ini kasus bullying di Muara Enim terutama di sekolah sudah beberapa kali terjadi dan viral. Makanya kita serius dan menjaring para pelajar untuk dilatih menjadi konselor," ujar Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Muara Enim H Rinaldo SSTP MSi.
Menurut Rinaldo, untuk mengantisipasi dan menekan meningkatnya kasus bullying, kekerasan kepada anak dan perempuan baik verbal maupun non verbal, pihaknya berinovasi untuk memberikan pelayanan terintegrasi terhadap Kesehatan Mental Remaja.
BACA JUGA:DPP&KB Muara Enim Kenalkan Inovasi SINDERELA
BACA JUGA:Bullying di Sekolah Muara Enim Viral, Polsek Lawang Kidul Berhasil Mediasi
Baik secara online ataupun offline yakni Proper Layanan Peningkatan Kesehatan Mental Remaja melaui Sistem Terintegrasi dan Elaborasi Berkelanjutan (SINDERELA).
Dan untuk tahap awal pihaknya akan membentuk Balai Penyuluh KB di 7 kecamatan dalam Kabupaten Muara Enim.
Yakni di Kecamatan Muara Enim, Tanjung Enim, Tanjung Agung, Ujan Mas, Rambang Niru, Rambang, dan Semende Darat Laut (SDL) sebagai pilot project, nanti secara bertahap akan dipenuhi di setiap Kecamatan akan ada tenaga konselor baik untuk remaja (sebaya), dewasa dan tenaga psikologi yang bersetifikat.
"Nanti di setiap Balai Penyuluh disiapkan ruangan konseling dengan 2 orang konselor sebaya dari Genre dan Pik - R dan 2 orang Conselor Dewasa dari Tenaga Penyuluh KB yang akan diberikan pelatihan secara berkala, yang akan didampingi 2 orang tenaga ahli Psikolog," jelas mantan Kepala Bappenda Muara Enim ini.
BACA JUGA:Stop Bullying, Jika Anak Anda Korbannya Lakukan Langkah Berikut Ini!
BACA JUGA:PELAJAR SEBAGAI PILAR UTAMA DALAM PENCEGAHAN BULLYING MENUJU GENERASI GEMILANG
Lanjut Rinaldo, latar belakang pelaksanaan SINDERELA tersebut berdasarkan bonus Demografi Menuju Indonesia Emas 2045.
Dimana 70 persen Penduduk Usia Produktif umur 15 - 64 tahun lebih banyak dari usia non produktif.