Kementerian Agama Gaungkan Kurikulum Cinta dan Eco-Theology untuk Harmoni dan Lingkungan

Rabu 05 Feb 2025 - 11:29 WIB
Reporter : Sigit
Editor : Sherly

"Ini merupakan langkah maju yang perlu terus kita kembangkan dan perkuat," tegasnya.

Dalam kehidupan sosial, "Kurikulum Cinta" dapat diwujudkan melalui berbagai gerakan dan program, seperti dialog lintas agama, aksi sosial bersama, serta kampanye perdamaian.

Sementara itu, terkait "Eco-Theology", Menag menjelaskan bahwa konsep ini merupakan landasan spiritualitas dalam upaya pelestarian lingkungan. 

"Eco-Theology" menekankan bahwa menjaga bumi bukan hanya sekadar tanggung jawab ilmiah atau kebijakan pemerintah, tetapi juga bagian dari ibadah dan spiritualitas manusia.

BACA JUGA:625.481 Guru di Bawah Kemenag Segera PPG, Berikut Persyaratannya

Menag menyoroti berbagai inisiatif berbasis agama dalam pelestarian lingkungan, seperti masjid ramah lingkungan, pesantren hijau, dan gereja berkelanjutan yang menggunakan energi terbarukan serta menerapkan praktik ramah lingkungan. 

"Upaya ini harus terus kita kembangkan sebagai wujud nyata dari eco-theology dalam kehidupan beragama," ungkapnya.

Sementara itu, Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah, Arsad Hidayat, yang mewakili Dirjen Bimas Islam Abu Rokhmad, mengungkapkan bahwa dunia saat ini menghadapi tantangan serius berupa dehumanisasi dan kerusakan lingkungan. 

Dehumanisasi tercermin dalam berbagai bentuk kekerasan dan konflik, sementara kerusakan lingkungan menyebabkan bencana alam, pemanasan global, serta perubahan iklim yang semakin tidak menentu.

BACA JUGA:139 Institusi Pemerintah Dinilai Tidak Informatif, Kemenag dan 5 Perguruan Tinggi Raih Nilai Tertinggi

Menurut Arsad, data dari BMKG menunjukkan bahwa suhu udara di Indonesia pada Januari 2025 merupakan yang tertinggi ke-11 sejak tahun 1981. 

Climate.gov juga mencatat bahwa laju pemanasan global sejak 1982 meningkat tiga kali lebih cepat, mencapai 0,20°C per dekade. 

Riset pada 2024 mengungkapkan bahwa dalam satu dekade terakhir, luas kehilangan hutan mencapai 12,5 juta hektare, yang tentu menjadi perhatian serius.

"Semua pihak harus tergerak untuk memperbaiki kondisi ini. Agama dan para tokoh agama memiliki peran penting dalam membentuk kesadaran masyarakat. Dengan bahasa agama, mereka bisa mempengaruhi publik dan mendorong perubahan positif," ujarnya.

BACA JUGA:Daftar Nama Calon Haji 2025 Dikeluarkan Kemenag, Cek Apakah Ada Namamu!

Arsad juga menekankan bahwa "Deklarasi Istiqlal", yang ditandatangani oleh Imam Besar Masjid Istiqlal dan Paus Fransiskus pada 5 September 2024 di Jakarta, diyakini memiliki dampak besar dalam melawan dehumanisasi serta meningkatkan kesadaran akan pentingnya pelestarian lingkungan.

Kategori :