Baca Koran Enim Ekspres Online

Warga Lingkar Tambang Khawatir Stop Operasional, Program Sosial Terancam Terhenti

Rencana pelarangan angkutan batubara melintas di jalan umum mulai 1 Januari 2026 memunculkan kekhawatiran di tengah masyarakat lingkar tambang. foto:Sigit--

“Kami sangat terbantu. Kalau program ini berhenti, kasihan warga yang masih butuh pendidikan,” katanya.

Tak hanya pendidikan kesetaraan, pelatihan keterampilan digital bagi pelajar juga dinilai warga sebagai bekal penting menghadapi dunia kerja. 

BACA JUGA:Berikan Pengamanan Kegiatan Musrenbangdes Desa Kencana Mulya

BACA JUGA:Konektivitas dan Harapan Warga, Jembatan EPD Diresmikan

Kepala SMAN 1 Lawang Kidul, Aliyenah, menilai pelatihan yang didukung PT MME membantu sekolah mempersiapkan siswa menghadapi tantangan era digital. 

“Program seperti ini sulit berjalan tanpa dukungan perusahaan,” ujarnya.

Ketua Yayasan Cendikia Unggul, H. Zaibin, M.Pd., yang menjadi mitra pelaksana pendidikan Paket C, menegaskan bahwa keberlanjutan program sangat bergantung pada keberlangsungan operasional perusahaan. 

“Kami berharap ada solusi terbaik agar aktivitas perusahaan tetap berjalan tanpa mengabaikan aturan dan kepentingan masyarakat,” katanya.

BACA JUGA:Heni Pertiwi Edison Terima Penghargaan Dari PKN STAN

BACA JUGA:Suhu Dingin dan Panorama Hijau jadi Alasan Utama Berlibur ke 2 Destinasi Wisata Kebanggaan Sumsel

Warga lingkar tambang berharap pemerintah dapat mencari jalan tengah atas kebijakan pelarangan angkutan batubara di jalan umum, sehingga aktivitas perusahaan tetap berjalan dengan pengaturan yang aman dan tertib. 

Bagi masyarakat, keberadaan perusahaan tambang bukan hanya soal ekonomi, tetapi juga tentang keberlanjutan pendidikan, keterampilan, dan masa depan generasi di wilayah lingkar tambang.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan