8 Pola Asuh yang Harus Dihindari Oleh Orang Tua

Reporter: Sherli |

Editor: Leo |

Jumat , 05 Sep 2025 - 06:50

Pola asuh yang harus dihindari oleh orang tua, lengkap dengan penjelasan dan dampaknya. foto:Sherli--

Rentan stres dan depresi.

4. Terlalu Membandingkan Anak

“Kamu tuh nggak kayak kakakmu, lihat tuh dia pinter!”

Dampak:

Anak merasa rendah diri dan tidak cukup baik.

Muncul rasa iri atau benci pada saudara kandung.

Bisa tumbuh dengan luka batin.

5. Memberi Label Negatif

“Dasar pemalas!”, “Kamu memang bandel!”

Dampak:

Anak akan membentuk identitas diri dari label itu.

Merasa tidak disayang dan bisa menurunkan motivasi.

8 pola asuh yang harus dihindari oleh orang tua                            koranenimekspres.com - pola asuh sangat menentukan perkembangan karakter, emosi, dan mental anak. 
beberapa pola asuh bisa berdampak negatif jangka panjang jika dilakukan terus-menerus, baik disengaja maupun tidak.
berikut adalah pola asuh yang harus dihindari oleh orang tua, lengkap dengan penjelasan dan dampaknya:
1. pola asuh otoriter (terlalu mengontrol)
baca juga:jalan tol dan proyek besar posisikan sumsel sebagai daerah strategis di pulau sumatera
baca juga:pt bukit asam tbk (ptba) bergerak menghijaukan pesisir lampung, tanam 10.000 mangrove di lampung timur 
“pokoknya kamu harus nurut! titik.”
ciri-ciri:
banyak perintah, sedikit penjelasan.
tidak menerima alasan atau diskusi.
baca juga:almarhum muzakir sai sohar mantan bupati muara enim dimata para sahabat
baca juga:pama ssba wujudkan kepedulian, santuni 40 anak yatim piatu di desa darmo
menggunakan hukuman keras atau ancaman.
dampak pada anak:
takut mengemukakan pendapat.
mudah cemas dan tidak percaya diri.
baca juga:jaringan jalan tol dan 2 pelabuhan besar di sumsel menjelma jadi penggerak ekonomi 
baca juga:dheyzya keyza harahap, siswa sma bukit asam juara 2 pelajar pelopor keselamatan lalu lintas sumsel
bisa jadi pemberontak diam-diam.
2. pola asuh permisif (terlalu membebaskan)
“terserah kamu aja, asal kamu senang.”
ciri-ciri:
baca juga:6 penyakit yang dapat diobati dengan belimbing wuluh
baca juga:pelabuhan canggih dan jalan tol: 2 infrastruktur andalan sumsel untuk sandar pertumbuhan ekonomi lebih tinggi
anak dibiarkan melakukan apa pun.
jarang diberi aturan atau batasan.
jarang diberi konsekuensi yang tegas.
dampak pada anak:
baca juga:liburan ke 2 tempat wisata di sumsel ini, tawarkan suasana sejuk dan pemandangan aduhai
baca juga:selain enak, pisang asap kaya nutrisi baik untuk tubuh
kurang disiplin.
sulit mengendalikan emosi.
cenderung egois atau manja.
3. pola asuh abai / neglectful (tidak peduli)
baca juga:satu rumah di kawasan padat penduduk terbakar
baca juga:warga temukan mayat mr x saat mencari ikan
“orang tuanya ada, tapi tidak hadir secara emosional.”
ciri-ciri:
minim perhatian, kasih sayang, dan komunikasi.
tidak terlibat dalam kehidupan anak.
baca juga:almarhum muzakir dikenal dermawan, sosial tinggi dan mengayomi
baca juga:dukung ketahan pangan, bhabinkamtibmas polsek lawang kidul ajak warga tanam jagung
anak dibiarkan tumbuh sendiri.
dampak pada anak:
merasa tidak berharga.
cenderung menarik diri atau mencari perhatian di luar (termasuk pergaulan buruk).
baca juga:bukit asam siap komersialisasikan produk hilirisasi batu bara kalori rendah dengan merek ba grow
baca juga:sumsel catat kemajuan pesat dalam pembangunan berkelanjutan, jadi pionir transformasi ekonomi
rentan stres dan depresi.
4. terlalu membandingkan anak
“kamu tuh nggak kayak kakakmu, lihat tuh dia pinter!”
dampak:
baca juga:jawab tantangan masa depan, sumsel bukan hanya bangun jalan tol dan pelabuhan, proyek ini juga dibangun!
baca juga:2 pelabuhan besar hingga jaringan jalan tol, penggerak utama ekonomi sumsel
anak merasa rendah diri dan tidak cukup baik.
muncul rasa iri atau benci pada saudara kandung.
bisa tumbuh dengan luka batin.
5. memberi label negatif
baca juga:jalan tol dan pelabuhan internasional jadi penggerak ekonomi sumsel
baca juga:jalan tol sebagai poros ekonomi, transportasi massal dan logistik modern 
“dasar pemalas!”, “kamu memang bandel!”
dampak:
anak akan membentuk identitas diri dari label itu.
merasa tidak disayang dan bisa menurunkan motivasi.
baca juga:9 penyebab umum orang sering mimisan
baca juga:8 cara mulai lari marathon untuk pemula
6. tidak konsisten
hari ini boleh main hp 3 jam, besok dilarang total.
dampak:
anak bingung mana yang benar dan salah.
baca juga:sumsel semakin menegaskan posisinya sebagai wilayah strategis di pulau sumatera
baca juga:jalan tol palembang-jambi, visi besar pemerintah jadikan trans sumatera tulamg punggung ekonomi indonesia
tidak belajar tanggung jawab karena aturan bisa berubah-ubah.
7. terlalu fokus pada prestasi
“nilaimu harus 100, kalau nggak mama kecewa!”
dampak:
baca juga:10 penyebab umum orang sering mengeluhkan pusing
baca juga:69 km tol palembang-betung lebih dari sekedar solusi bebas macet
anak takut gagal.
tidak bisa menikmati proses belajar.
menganggap cinta orang tua bersyarat.
8. kurang memberikan kasih sayang fisik dan verbal
baca juga:7 obat herbal untuk sakit kepala
baca juga:jaringan jalan tol sumsel: tingkatkan konektivitas, perdagangan, dan pusat ekonomi baru
jarang dipeluk, dipuji, atau diajak bicara dari hati ke hati.
dampak:
anak merasa hampa secara emosional.
sulit menunjukkan atau menerima kasih sayang saat dewasa.
baca juga:smk bukit asam raih juara wondr futsal series regional palembang 2025
baca juga:pisah sambut bidan desa sukarami: estafet pengabdian untuk kesehatan masyarakat
jadi, pola asuh terbaik adalah:
pola asuh demokratis (authoritative):
ada aturan, tapi disampaikan dengan hangat.
anak dilibatkan, diajak diskusi, diberi penjelasan.
baca juga:lebih jauh mana dari palembang ke oku selatan atau ke muratara? 
baca juga:libur panjang akhir pekan mulai 5 september 2025! wisata sejuk di sumsel berasa di eropa 
konsisten, namun penuh kasih sayang.