Kadin: Saatnya Indonesia Perkuat Diplomasi Ekonomi dan Tumbuhkan Kepercayaan Pasar

Ketua Umum Kadin Indonesia menyatakan bahwa saatnya untuk memperkuat diplomasi ekonomi dan mempercepat reformasi struktural di dalam negeri. Foto: kadin--
Lima isu utama yang disorot antara lain perubahan tarif bea masuk, mekanisme audit perpajakan, PPh pasal 22, cukai minuman impor, serta aturan lisensi dalam Perpres Neraca Komoditas.
“Pemerintah perlu menyiapkan klarifikasi menyeluruh atas tuduhan tersebut,” tegasnya.
BACA JUGA:Kadin Dukung Penuh Danantara: Strategi Besar Investasi Nasional
Perkuat Hubungan B2B dan Diversifikasi Pasar
Kadin menyiapkan langkah lanjutan dengan memanfaatkan hubungan erat dengan US Chamber of Commerce, serta menjajaki critical minerals agreement dalam rangka mendukung program Inflation Reduction Act (IRA) AS.
Selain itu, diversifikasi pasar dinilai krusial. “Pasar Asia Tengah, Afrika, Amerika Latin, hingga Turki harus dijajaki lebih agresif,” ujarnya.
Untuk mengantisipasi dampak lanjutan terhadap investasi, Kadin mendorong pembentukan special economic zone yang didedikasikan untuk AS dan sekutunya.
BACA JUGA:Optimisme Ekonomi 2025: Harapan Kadin dan Terobosan Pemerintahan Prabowo-Gibran
Zona ini diharapkan bisa menarik relokasi industri dari China ke Indonesia.
Seruan Reformasi dan Stabilitas Domestik
Kadin menilai kebijakan “balas dendam” Trump adalah peringatan penting bagi Indonesia untuk segera menyiapkan paket kebijakan ekonomi menyeluruh.
“Kita sambut keputusan Presiden Prabowo untuk mendorong deregulasi dan reformasi struktural, termasuk penghapusan hambatan non-tarif,” ujar Ketua Kadin.
BACA JUGA:Kadin Indonesia Siap Dorong Pemerataan Ekonomi Lewat Program MBG dan 3 Juta Rumah Murah
Terakhir, Kadin menyerukan sinergi antara pelaku usaha, Bank Indonesia, dan Otoritas Jasa Keuangan untuk menjaga stabilitas rupiah dan meningkatkan kepercayaan investor.
“Saatnya kita tekan ekonomi biaya tinggi dan dorong produktivitas nasional,” pungkasnya.