Tantangan Penanggulangan TBC di Indonesia dan Upaya Inovatif Berbasis AI

Angka temuan kasus tuberkulosis (TBC) di Indonesia menunjukkan tren peningkatan signifikan dalam dua tahun terakhir. Foto: net--

BACA JUGA:Apa Itu Biduran dan Apa Penyebab Penyakit Tersebut?

Dari jumlah tersebut, sekitar 81% telah terdiagnosis. 

Target global yang dicanangkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengharuskan cakupan deteksi mencapai 100%, yang antara lain didorong melalui pemanfaatan teknologi seperti CAD. 

Tanpa deteksi yang cepat dan akurat, pasien berisiko tidak mendapat penanganan tepat waktu, sehingga memperbesar peluang penularan dan kematian.

Lebih dari sekadar meningkatkan akurasi diagnosis, penelitian ini juga menaruh perhatian pada pemerataan akses layanan kesehatan. 

BACA JUGA:Penyakit Batu Ginjal Dapat Diobati Secara Alami, Bagaimana Caranya?

Dr. Morita menekankan bahwa kelompok rentan—termasuk perempuan, anak-anak, penyandang disabilitas, dan masyarakat di wilayah terpencil—masih menghadapi kendala dalam memperoleh layanan TBC. 

Hambatan kultural seperti patriarki dan aksesibilitas fisik menjadi tantangan tersendiri dalam menjangkau kelompok-kelompok tersebut.

Ia menyambut baik langkah Kementerian Kesehatan RI dalam memperluas skema active case finding (ACF) di 25 kabupaten/kota, yang telah menunjukkan peningkatan deteksi kasus sebesar 2–7% pada 2024. 

Namun, cakupan program ini dinilai perlu diperluas agar menjangkau seluruh lapisan masyarakat. 

BACA JUGA:Petai Diyakini Dapat Mengatasi Berbagai Penyakit

“Dengan dukungan teknologi dan kebijakan yang inklusif, eliminasi TBC bukan sekadar target, tetapi sebuah peluang yang bisa dicapai lebih cepat,” pungkasnya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan