Alasan Mengapa Anak yang Beranjak Dewasa Sering Membantah Jika Dinasehati

Reporter: Sherli |

Editor: Leo |

Sabtu , 10 May 2025 - 07:33

Ini alasan mengapa anak suka membantah. foto:ist--

Membantah kadang menjadi cara mereka menegaskan jati diri dan otonomi.

3. Mengetes batas dan aturan

Anak sering membantah untuk mengetes sejauh mana batas yang ditetapkan orang tua, dan bagaimana orang tua merespons jika mereka menolak atau menantang aturan.

4. Pengaruh lingkungan dan teman sebaya

Semakin besar, anak lebih banyak terpapar nilai, pendapat, dan gaya komunikasi dari luar rumah dari teman, media sosial, atau sekolah.

Ini bisa memengaruhi cara mereka menanggapi otoritas.

5. Emosi yang belum stabil

Masa remaja khususnya ditandai dengan emosi yang fluktuatif.

Anak bisa membantah karena sedang marah, kecewa, atau frustrasi, tapi belum punya cara sehat untuk menyalurkannya.

Tips Menghadapinya:

alasan mengapa anak yang beranjak dewasa sering membantah jika dinasehati                            koranenimekspres.com - anak yang sudah beranjak dewasa tidak mau di marahi lagi.
dan pasti mereka suka sering membantah apa kata orang tuanya.
anak yang semakin besar sering membantah bukan semata-mata karena ingin melawan orang tua, tapi lebih karena perkembangan alami dalam proses tumbuh kembang mereka. 
berikut beberapa alasan utamanya:
baca juga:gak perlu antre, klaim jht rp15 juta kini bisa di jmo!
baca juga:cara memasak rebung agar tidak pahit saat di makan
1. perkembangan kognitif
seiring bertambahnya usia, anak mulai berpikir lebih logis, kritis, dan mandiri. 
mereka mulai mempertanyakan aturan dan ingin memahami alasan di baliknya. 
ini adalah bagian dari perkembangan otak, khususnya bagian prefrontal cortex yang bertanggung jawab atas pengambilan keputusan dan penilaian.
baca juga:cara menggunakan racun rumput yang benar
baca juga:cara budidaya belut yang sangat menjanjikan cuan
2. mencari identitas diri
anak mulai membangun identitas dan merasa perlu menunjukkan bahwa mereka berbeda dari orang tua. 
membantah kadang menjadi cara mereka menegaskan jati diri dan otonomi.
3. mengetes batas dan aturan
baca juga:sumsel ngebut masuk gerbang ekonomi baru indonesia: investasi asing tak terbendung
baca juga:soal penghasil padi dan beras: daerah di sumsel ini jagonya hingga peringkat 3 nasional dan no 1 di sumatera
anak sering membantah untuk mengetes sejauh mana batas yang ditetapkan orang tua, dan bagaimana orang tua merespons jika mereka menolak atau menantang aturan.
4. pengaruh lingkungan dan teman sebaya
semakin besar, anak lebih banyak terpapar nilai, pendapat, dan gaya komunikasi dari luar rumah dari teman, media sosial, atau sekolah. 
ini bisa memengaruhi cara mereka menanggapi otoritas.
baca juga:kualitas kredit bri semakin membaik dengan pencadangan kuat: manajemen risiko efektif & prudent
baca juga:indonesia punya poros baru ekonomi hijau: 15 psn di sumsel jadi pematik pembangunan berkesinambungan
5. emosi yang belum stabil
masa remaja khususnya ditandai dengan emosi yang fluktuatif. 
anak bisa membantah karena sedang marah, kecewa, atau frustrasi, tapi belum punya cara sehat untuk menyalurkannya.
tips menghadapinya:
baca juga:gerbang tahfidz terbuka, deru kukuhkan komitmen: tak ada lagi guru ngaji terabaikan
baca juga:kemenag cairkan tunjangan insentif untuk guru bukan asn ra dan madrasah swasta juni 2025
dengarkan mereka dengan empati.
tanggapi dengan tenang, tidak reaktif.
berikan penjelasan, bukan hanya perintah.
libatkan mereka dalam diskusi aturan atau keputusan rumah tangga. (*)

Tag

Share

Koran Edisi Terbaru

Baca Koran Enim Ekspres 10 Mei 2025

Berita Terkini

Berita Terpopuler

Berita Pilihan