Ikut Cahaya
--
Saya orang yang ke 2.976 hari itu. Pada jam 9 pagi. Angka digital itu berjalan terus. Begitu mencapai 5.900 pintu ditutup. Tidak ada lagi izin masuk.
Di mana-mana museum biasanya lengang. Di Shanghai sampai dibatasi.
BACA JUGA:Justin Hubner Bikin Blunder. Kenapa?
BACA JUGA:Firko Jabat Direktur LUKW PWI Pusat
Kami masuk lantai pertama: ke alam raya ketika belum ada manusia. Memutar turun ke lantai bawah: mulai ada binatang. Berbagai saurus dipajang dengan ukuran sebenarnya. Sebagian dibuat bergerak.
Lebih ke bawah mulailah masuk ke tahap evolusi. Sampai terjadinya manusia. Dimulai sejak 10.000 juta tahun lalu. Ditampilkan juga film evolusi: manusia bukan ciptaan Tuhan. Manusia adalah hasil evolusi dari kera.
Dipamerkanlah fosil-fosil manusia purba. Dari berbagai belahan dunia. Di satu dinding terlihat fosil manusia Jawa. Dua buah. Dari Sangrian, Sragen (tidak ditulis Sangiran) dan dari Trinil, Ngawi.
Pukul 13.30 barulah kami keluar museum.
Lapar.
Belum sarapan.
"Mau makan apa? Udang? Ikan? Daging?" tanya Hody.
"Mi saja".
"Hanya mi?"
Saya mengangguk. Jangan sampai ia keluar lebih banyak uang lagi.
"Lanzhou la mian?" tanyanya seperti bisa membaca isi kepala saya.