Kualitas Udara di Level Berbahaya
--
KAYUAGUNG, - Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di beberapa wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) menimbulkan kabut asap yang mengganggu kesehatan. Kabut asap tersebut dapat menyebabkan gangguan pernapasan, iritasi mata, dan bahkan kematian.
Karhutla banyak terjadi di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) karena memiliki lahan gambut yang memang rawan terbakar saat musim kemarau. Lahan gambut memiliki kandungan air yang tinggi, sehingga mudah terbakar saat suhu udara tinggi.
Selain itu, lahan gambut juga memiliki daya dukung api yang tinggi, sehingga api sulit dipadamkan.
Selain Kabupaten OKI, karhutla juga banyak terjadi di Kabupaten Ogan Ilir (OI). Dampak dari karhutla tersebut menimbulkan asap yang terbawa anging hingga ke Kota Palembang.
Maka oleh karena itu Kota Palembang mengalami kabut asap yang pekat dan parahnya lagi membuat kualitas udara di Kota Palembang masuk dalam kategori tidak sehat dan berbahaya.
Kabut asap masih akan menyelimuti kota Palembang dan Kabupaten lain, karena karhutla masih terjadi di Kabupaten OKI dikarenakan lahan gambut dan lahan purun saat ini masih terbakar.
"Saat ini titik api masih banyak di OKI termasuk karhutla masih terjadi. Jadi oleh karena itu asap masih pekat," ujar Kepala UPTD KPH Wilayah V (Lempuing, Mesuji) Provinsi Sumsel, Edi Warsa SP MSi.
Dikatakan Edi, untuk titik api masih banyak terutama di lokasi desa-desa yang rawan tejadi karhutla. Yakni seperti Desa Jungkal Kecamatan Pampangan, Desa Talang Rimba Kecamatan Tulung Selapan.
Lalu di Desa Cengal Kecamatan Cengal, Desa Sungai Jeruju dan Pulau Berungan Kecamatan Tulung Selapan. Termasuk lokasi lahan gambut di Kecamatan Pedamaran Timur Sepucuk.
"Yang jelas untuk lahan gambut dan lahan yang masih terbakar saat ini asapnya terbawa angin menuju Palembang atau mengarah Palembang," ungkap Edi, Selasa 31 Oktober 2023.
Edi menyebut, titik api yang ada itu juga tersebar di hutan produksi terbatas (HPT) dan kawasan hutan lainnya. Untuk HPT di Kabupaten OKI terdapat di Kecamatan Pedamaran Timur Sepucuk.
"Lahan yang sudah kering karena kemarau ini apabila tidak ada hujan maka akan terus terbakar khususnya lahan gambut," jelasnya.
Maka oleh karena itu, Edi mengatakan, dalam rapat disampaikan diperlukan tambahan personil dari Polda Sumsel dalam penanganan dan penanggulangan karhutla di Kabupaten OKI.
Tadi juga, ditambahkan Edi, dalam rapat meminta agar dilakukannya perpanjangan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) hujan buatan. Dengan alasan berdasarkan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) prediksi hujan turun pada pertengahan November 2023. (*/sumeks.co)