Bukan Sekadar Kuliner, Pempek Palembang Sarat Sejarah Panjang

Makanan khas berbahan dasar ikan ini tak hanya menggoda selera dengan rasa gurih dan kuah cuko yang pedas manis. foto:ist--

Dalam aktivitas dagangnya, mereka kerap membawa bekal makanan yang praktis dan awet. 

Ikan hasil tangkapan dicampur dengan sagu, lalu diolah sedemikian rupa untuk memenuhi kebutuhan pangan selama perjalanan. 

BACA JUGA:Gak Cuma Pempek! 5 Kuliner Khas Sumsel yang Wajib Dicoba

BACA JUGA:Sumsel Gak Cuma Pempek Kapal Selam! Ini 15 Proyek Besar yang Bikin Investor Kepincut

Resep sederhana itu akhirnya diwariskan turun-temurun dan menjelma menjadi pempek yang kita kenal saat ini. 

Bahkan hingga kini, pempek dari Kayu Agung tetap dikenal sebagai salah satu yang terenak di Sumatera Selatan.

Namun, ada pula versi lain yang menyebut asal-usul pempek berasal dari kata "Apek", istilah untuk pria tua keturunan Tionghoa. 

Pada masa kolonial Belanda, banyak pria Tionghoa yang menjajakan makanan olahan ikan berbalut sagu. 

BACA JUGA:Kaya Minyak, Gas, Batubara! Sumsel Bukan Cuma Pempek, Ini Potensi Investasinya

BACA JUGA:Pempek Tetap No.1, Tapi Sekarang Sumsel Juga Jago Bikin Energi Hijau!

Ketika masyarakat memanggil mereka dengan sapaan “Pek…pek…mampir sini,” lama kelamaan makanan ini pun dikenal dengan sebutan pempek. 

Meski tak bisa dipastikan versi mana yang paling benar, kedua cerita ini menggambarkan bagaimana akulturasi budaya melahirkan kuliner ikonik.

Pada masa awalnya, pempek dibuat dari ikan belida yang banyak ditemukan di sungai Musi. 

Namun, karena populasinya makin langka dan harganya mahal, kini para pembuat pempek beralih menggunakan ikan lain seperti tenggiri atau gabus.

BACA JUGA:Malam di Palembang: Antara Jembatan Ampera yang Glowing dan Pempek yang Menggoda!

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan