Dari Sayur ke Catwalk: Batik Petule Muara Enim Tampil Memukau di Panggung Kriya Sriwijaya

Warna-warna alam, motif tumbuhan, dan lekuk-lekuk khas flora lokal terlihat berpadu harmonis dalam rancangan. Foto:ist--
Dari keseharian yang sederhana inilah kemudian lahir gagasan untuk mengabadikannya dalam bentuk visual batik.
Partisipasi Batik Petule dalam ajang KSFP 2025 menjadi bukti nyata bahwa kearifan lokal bisa bersanding dengan tren mode masa kini.
BACA JUGA:Bupati Sampaikan Strategi Tingkatkan Potensi PAD di DPRD
BACA JUGA:6 Keistimewaan Dalam Malam 1 Muharram
Lebih dari sekadar promosi busana, keikutsertaan ini menunjukkan dukungan kuat terhadap pelestarian budaya, sekaligus mendorong perkembangan ekonomi kreatif di daerah.
“Batik bukan hanya soal pakaian, tapi juga soal identitas.
Melalui Batik Petule, saya ingin memperkenalkan potensi lokal Muara Enim ke tingkat yang lebih tinggi,” tegas Hj. Heni Pertiwi.
Kehadiran Batik Petule menjadi angin segar dalam dunia kriya dan fashion Sumatera Selatan.
BACA JUGA:Bosan dengan Macet, Saat Mudik Lebaran 2026, Dua Provinsi di Sumatera Ini Tersambung Jalan Tol
BACA JUGA:Perlancar Transportasi dan Distribusi Barang, Jalan Tol jadi Masa Depan Ekonomi Sumsel
Masyarakat pun diajak untuk lebih mencintai produk lokal yang tak kalah dari karya nasional maupun internasional.
Dengan semangat pelestarian budaya dan pemberdayaan masyarakat, Muara Enim telah membuktikan bahwa dari sayur petule, bisa lahir sebuah karya bernilai seni tinggi.