Sumsel Lumbung Energi: Dari Tambang ke Hilirisasi Energi Nasional

Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) tengah menapaki jalur strategis menuju pusat kekuatan energi nasional. Foto:Ist--

KORANENIMEKSPRES.COM - Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) tengah menapaki jalur strategis menuju pusat kekuatan energi nasional yang berbasis nilai tambah. 

Di tengah tren positif harga batu bara dunia yang kembali melonjak ke angka 107,35 dolar AS per ton pada Juli 2025, Sumsel tak lagi hanya bicara soal produksi mentah. 

Kini, provinsi ini serius menggarap hilirisasi batubara sebagai masa depan energi dan industri berbasis sumber daya lokal.

Dengan cadangan batu bara sebesar 22,2 miliar ton, tersebar di 13 kabupaten/kota, Sumsel memiliki salah satu kekayaan energi fosil terbesar di Indonesia. 

BACA JUGA:Peta 3 Sektor di Pulau Sumatera Berubah Drastis dari Hadirnya 4 Tol Baru

BACA JUGA:Peta Tol Baru Sedang Dibangun Menyongsong Sumsel Pusat Distribusi Sumatera

Namun, era hanya menjual komoditas mentah perlahan ditinggalkan. 

Pemerintah daerah bersama pelaku industri mulai mengarahkan fokus pada pembangunan ekosistem hilirisasi yang mengubah batu bara menjadi produk turunan yang lebih bernilai dan berkelanjutan.

Salah satu langkah konkret adalah pengembangan gasifikasi batubara yang dilakukan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) di Kabupaten Muara Enim. 

Proyek ini mengubah batu bara kalori rendah menjadi dimethyl ether (DME), produk alternatif pengganti LPG, yang sangat dibutuhkan rumah tangga Indonesia. 

BACA JUGA:7 Khasiat Makan Mangga Muda

BACA JUGA:Bukan Cuma Menasional! 57 Ton Kopi Sumsel Tembus Pasar Ekspor, Umumnya dari 3 Daerah Penghasil Kopi

Selain mengurangi ketergantungan impor energi, hilirisasi ini membuka lapangan kerja baru dan memperkuat ketahanan energi nasional.

Tidak hanya DME, batubara juga diolah menjadi metanol, urea, hingga bahan kimia industri yang mendukung sektor pertanian dan manufaktur. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan