PTBA Ubah Lahan Bekas Tambang Ilegal Jadi Kawasan Pertanian Produktif

PT Bukit Asam Tbk (PTBA) melakukan transformasi lahan eks tambang ilegal di Desa Darmo. foto:ist--
MUARA ENIM,KORANENIMEKSPRES.COM – PT Bukit Asam Tbk (PTBA) melakukan transformasi lahan eks tambang ilegal di Desa Darmo, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan, menjadi kawasan pembibitan dan pertanian produktif.
Program ini merupakan bagian dari inisiatif Transformasi PETI (Pertambangan Tanpa Izin) yang masuk dalam skema Program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM).
Program yang kini memasuki tahap replikasi ini memanfaatkan lahan bekas stockpile tambang ilegal untuk dijadikan lokasi pembibitan berbagai jenis tanaman produktif.
PTBA menggandeng berbagai pihak dalam pelaksanaannya, seperti Lamban Kelor dari Lampung, Sentra Industri Bukit Asam (SIBA), serta lembaga dan kelompok masyarakat lokal, termasuk Kelompok Cahaya Tani Desa Darmo sebagai pelaksana utama di lapangan.
BACA JUGA:Bupati Muara Enim Motivasi Siswa-Guru di Hari Pertama Ajaran Baru
BACA JUGA:Warga Panen Jagung Program Perkarangan Pangan Bergizi
Department Head Sustainable Economy, Social and Environment PTBA, Mustafa Kamal, mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang perusahaan dalam mendorong peralihan ekonomi masyarakat dari sektor ekstraktif ke sektor agribisnis yang ramah lingkungan.
“Selain memulihkan lahan kritis, program ini juga bertujuan memberdayakan masyarakat melalui pendekatan kolaboratif dan partisipatif.
Kami ingin masyarakat menjadi pelaku utama dalam proses transformasi ini,” ujar Mustafa, Senin 15 Juli 2025.
Tahapan awal program dimulai dengan survei kondisi lahan oleh tim Sustainable Community Development PTBA bersama perwakilan masyarakat.
BACA JUGA:Tidak Terima Ditegur, Anjal Tusuk Pengunjung Pasar Malam
BACA JUGA:Jarang Ada yang Tau, Inilah Manfaat Telor Mata Sapi Setengah Matang
Selanjutnya dilakukan pembersihan lahan, pembangunan infrastruktur pembibitan, pelatihan teknis kepada anggota kelompok tani, dan penanaman bibit tanaman yang bernilai ekonomis.
Ketua Kelompok Cahaya Tani, Yandri, menyatakan optimisme terhadap program ini.