Pelabuhan Tanjung Carat, Proyek Rp12 Triliun yang Siap Jadi Gerbang Ekonomi Baru Indonesia Barat

Tanjung Carat hadir sebagai solusi logistik Sumsel. Proyek Rp12 triliun ini siap dorong ekspor & investasi.--

KORANENIMEKSPRES. COM---Sumatera Selatan tengah menyiapkan “senjata baru” untuk mengubah arah ekonomi Indonesia bagian barat.

Pelabuhan Laut Dalam Tanjung Carat digadang-gadang jadi gerbang ekspor modern berkapasitas jutaan TEUs.

Bukan sekadar terminal logistik, proyek Rp12 triliun ini akan menekan biaya distribusi hingga 30%.

Lebih jauh lagi, Tanjung Carat diproyeksi mencetak puluhan ribu lapangan kerja baru di Sumsel.

Solusi Kendala Logistik Sumatera Bagian Selatan

Keterbatasan Pelabuhan Boom Baru di Palembang yang tidak mampu menampung kapal besar telah lama menjadi hambatan logistik di wilayah ini.

BACA JUGA:Ekonomi Sumsel Meroket, Logistik Lancar Melalui Pelabuhan Sultan Tanjung Carat

Tanjung Carat, dengan kedalaman laut hingga 15 meter, siap menerima kapal bertonase besar di atas 100.000 DWT.

Hal ini membuka akses langsung ke pasar internasional tanpa harus transit ke pelabuhan lain seperti Tanjung Priok atau Belawan.

Keunggulan Lokasi dan Konektivitas Strategis

Terletak di Kabupaten Banyuasin, Pelabuhan Tanjung Carat memiliki posisi geografis unggul karena dekat dengan jalur perdagangan Selat Malaka.

Akses daratnya terintegrasi dengan Tol Kayu Agung–Palembang–Betung dan kawasan industri Sumsel, menjadikannya simpul distribusi logistik utama untuk Indonesia bagian barat.

BACA JUGA:Kenapa Tanjung Carat Penting untuk Sumsel?,Ini Dua Alasannya!

Kapasitas dan Infrastruktur Modern untuk Masa Depan

Pelabuhan ini akan memiliki kapasitas awal sebesar 2,5 juta TEUs per tahun dan dikembangkan hingga mencapai 4 juta TEUs.

Dilengkapi dengan dermaga multifungsi, gudang logistik, hingga zona perdagangan bebas, pelabuhan ini siap menjadi tulang punggung distribusi ekspor untuk komoditas unggulan Sumsel seperti batubara, karet, dan kelapa sawit.

Dampak Ekonomi: Efisiensi, Daya Saing, dan Lapangan Kerja

Diperkirakan proyek ini dapat menurunkan biaya logistik hingga 30% dan meningkatkan daya saing produk lokal di pasar global.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan