Konsumsi Gula Terlalu Banyak Tidak Baik Bagi Kesehatan
Efek Samping Konsumsi Gula Berlebihan---Pixabay--
JAKARTA, - Sudah menjadi rahasia umum bahwa mengonsumsi terlalu banyak gula tidak baik bagi kesehatan.
Konsumsi gula tambahan yang berlebihan dikaitkan dengan beberapa masalah kesehatan, termasuk diabetes tipe 2, obesitas, penyakit jantung, dan kesulitan gigi.
Menjaga pola makan sehat memerlukan perhatian pada asupan gula dan membaca label makanan.
Ambang batas untuk “terlalu banyak” gula bervariasi dari orang ke orang berdasarkan usia, jenis kelamin, tingkat aktivitas, dan kebiasaan makan secara umum.
Kurang dari 10 persen asupan kalori harian Anda harus berasal dari tambahan gula, menurut rekomendasi WHO.
Mereka juga mengusulkan bahwa mengurangi konsumsi gula tambahan hingga kurang dari 5 persen kalori harian dapat memberikan dampak positif lebih lanjut pada kesehatan.
Sekarang, beri tahu kami bagaimana kelebihan gula mempengaruhi tubuh kita.
Efek terlalu banyak gula pada tubuh
BACA JUGA:Segudang Manfaat Meditasi Kundalini
Terlalu banyak gula, terutama gula tambahan, tidak baik. Produsen makanan menambahkan gula sebagai pemanis pada makanan olahan untuk meningkatkan rasanya.
Gula, sirup jagung, madu, sukrosa, dan fruktosa hanyalah segelintir komponen yang mungkin Anda temukan disebutkan pada label makanan.
Melansir dari laman Sportskeeda, berikut beberapa potensi dampak negatif dari makan terlalu banyak gula:
Obesitas dan penambahan berat badan: Makanan dan minuman manis dapat menyebabkan konsumsi kalori berlebihan, sehingga memperburuk Obesitas dan penambahan berat badan.
- Peningkatan risiko diabetes tipe 2: Mengonsumsi terlalu banyak gula dapat menyebabkan resistensi insulin, suatu kondisi di mana hormon insulin yang mengontrol gula darah tidak diserap dengan baik oleh sel-sel tubuh Anda. Hal ini mungkin membuat Anda lebih rentan terkena diabetes tipe 2.
- Penyakit jantung: Karena pola makan tinggi gula dapat meningkatkan kolesterol jahat LDL, menurunkan kolesterol HDL baik, dan meningkatkan kadar trigliserida, hal ini dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit jantung.