Asal usul Ditetapkan Kalender Hijriyah, Kenapa Dinamai Hijriyah, Sejak Kapan dan Oleh Siapa?

Reporter: Muklis |

Editor: Ozzi |

Minggu , 07 Jul 2024 - 06:30

Asal usul Ditetapkan Kalender Hijriyah, Kenapa Dinamai Hijriyah, Sejak Kapan dan Oleh Siapa? Foto: ist--

Tapi di dalam surat itu tidak tertera kapan surat dibuat oleh kholifah.

Hanya yang ada tertulis bahwa surat itu dikirim pada bulan Sya'ban.

Nah, disinilah masalahnya.

Gubernur Abu Musa Al-Asy'ari bertanya-tanya sendiri, apakah bulan Sya'ban tahun ini atau bulan Sya'ban tahun-tahun sebelumnya.

Waktu pun berlalu, hingga suatu hari Gubernur Abu Musa bertemu langsung Kholifah Umar bin Khottob.

Di pertemuan itulah dikonfirmasi oleh Abu Musa

Dalam sebuah riwayat, Abu Musa al-Asy’ari menyampaikan kepada Khalifah Umar.

“Wahai khalifah. Telah sampai kepada kami surat-surat dari Amirul Mukminin (Umar bin Khottob) namun kami tidak tahu apa yang harus kami perbuat terhadap surat-surat itu. Kami telah membaca salah satu surat yang dikirim di bulan Sya’ban. Kami tidak tahu apakah Sya’ban tahun ini ataukah tahun lalu.”

Dari kejadian surat kholifah itulah kemudian kelak menjadi asal usul ditetapkan kalender hijriyah.

Mendengar konfirmasi dari gubernur, Kholifah Umar bin Khottob kemudian mengumpulkan kaum muslim untuk musyawarah.

Kholifah Umar menganggap pernyataan Abu Musa adalah benar dan harus segera ditindaklanjuti.

asal usul ditetapkan kalender hijriyah,  kenapa dinamai hijriyah, sejak kapan dan oleh siapa?                            koranenimekspres.com - hari ini tahun baru islam 1 muharram 1446 hijriyah. 
kebanyakan orang, tidak terkecuali umat islam belum memahami atau mengetahui asal usul ditetapkan kalender hijriyah. 
pertanyaannya, kenapa dinamai hijriyah, sejak kapan dan oleh siapa? 
nah, untuk mengetahui asal usul ditetapkan kalender hijriyah sekaligus menjawab tiga pertanyaan pertanyaan di atas, baiknya simak artikel di bawah ini. 
baca juga:tak hanya motor, mobil knalpot brong juga diamankan
baca juga:masyarakat diminta waspada, debit air sungai lematang meningkat
suatu hari, pada masa umat islam dipimpin kholifah umar bin khottob, ia mengirim surat kepada gubernur basrah yang saat itu dijabat abu musa al-asy'ari. 
wilayah basrah saat itu provinsi dan saat ini adalah negara mesir. 
surat yang dibawa utusan untuk sang gubernur dari kholifah tersebut tèntu saja berisi perintah dan koordinasi dalam urusan dakwah dan tata pemerintahan. 
singkat cerita, surat sampai ke tangan gubernur abu musa al-asy'ari. 
baca juga:awal pekan siswa di muara enim kembali masuk sekolah
baca juga:koperasi harus beradaptasi agar tetap eksis dan relevan
setelah menyimak dan membaca surat dari kholifah umar bin khottob itu, abu musa merasa bingung. 
sebab, di dalamnya berisi perintah kholifah selaku atasan kepada dirinya selaku bawahan. 
tapi di dalam surat itu tidak tertera kapan surat dibuat oleh kholifah. 
hanya yang ada tertulis bahwa surat itu dikirim pada bulan sya'ban. 
nah, disinilah masalahnya. 
baca juga:inilah dua pelaku curas di pasar tanjung enim yang dibekuk team lakid polsek lawang kidul
baca juga:peringatan itjen kemenag: asn dilarang main judi online atau terkena sanksi
gubernur abu musa al-asy'ari bertanya-tanya sendiri, apakah bulan sya'ban tahun ini atau bulan sya'ban tahun-tahun sebelumnya. 
waktu pun berlalu, hingga suatu hari gubernur abu musa bertemu langsung kholifah umar bin khottob. 
di pertemuan itulah dikonfirmasi oleh abu musa
dalam sebuah riwayat, abu musa al-asy’ari menyampaikan  kepada khalifah umar. 
baca juga:lezatnya american risoles: kreasi unik dengan isian sosis dan keju untuk camilan keluarga
“wahai khalifah. telah sampai kepada kami surat-surat dari amirul mukminin (umar bin khottob) namun kami tidak tahu apa yang harus kami perbuat terhadap surat-surat itu. kami telah membaca salah satu surat yang dikirim di bulan sya’ban. kami tidak tahu apakah sya’ban tahun ini ataukah tahun lalu.”
dari kejadian surat kholifah itulah kemudian kelak menjadi asal usul ditetapkan kalender hijriyah. 
mendengar konfirmasi dari gubernur, kholifah umar bin khottob kemudian mengumpulkan kaum muslim untuk musyawarah.
kholifah umar menganggap pernyataan abu musa adalah benar dan harus segera ditindaklanjuti. 
baca juga:permohonan sim baru atau perpanjangan pakai bpjs kesehatan atau jkn mulai di-ujicoba-kan 
umar berpikir, umat islam harus memiliki kalender sendiri untuk penanggalan. 
dalam pertemuan dengan kaum muslim tersebut muncul banyak usulan. 
orang-orang di sekitar umar ada yang mengusulkan supaya penanggalan berpatokan pada kalender romawi yang dihitung dari raja iskandar atau alexander. 
ada pula muslimin yang mengusulkan agar awal tahun umat islam dihitung sejak nabi muhammad saw diutus allah menjadi rasul. 
baca juga:mau kerja atau liburan ke australia? ada kuota 5.000 orang program whv, nih info lengkapnya
baca juga:resep cara mudah membuat pisang goreng krispi, camilan manis yang renyah 
dalam forum musyawarah itu diketahui dihadiri pula sahabat umar yaitu ali bin abi tholib. 
kepada kholifah umar, ali ikut bersuara dengan mengusulkan supaya penanggalan kaum muslimin dihitung dari peristiwa hijrah rasulullah dari mekkah ke madinah. 
usulan dari ali bin abi tholib ini lebih memungkinkan menurut kholifah umar bin khottob, dan umar pun menyetujuinya dengan mengatakan, 
"peristiwa hijrah menjadi pemisah antara yang hak dan yang batil. maka, jdikanlah ia sebagai patokan penanggalan.”
baca juga:waspadai 7 risiko mandi di malam hari
baca juga:wajib coba! rahasia kare ayam mantap dengan santan
mendengar ucapan kholifah umar itu, semua muslimin yang hadir di musyawarah langsung menyetujui bahwa kalender umat islam dihitung sejak rasulullah hijrah. 
itulah dasar sehingga dinamai tahun hijriyah. 
sekedar tambahan, ketika umat islam menentapkan tahun hijriyah yang dihitung dari hijrah rasulullah dari mekkah ke madinah, saat itu bertepatan dengan tahun 622 masehi. (*)