PELAJAR SEBAGAI PILAR UTAMA DALAM PENCEGAHAN BULLYING MENUJU GENERASI GEMILANG

Reporter: Ozzi |

Editor: Muklis |

Selasa , 20 Aug 2024 - 11:34

PELAJAR SEBAGAI PILAR UTAMA DALAM PENCEGAHAN BULLYING MENUJU GENERASI GEMILANG. Penulis: natasya (SMK Bukit Asam). Foto: natasya--

pelajar sebagai pilar utama dalam pencegahan bullying menuju generasi gemilang                            oleh: natasya salsabila (smk bukit asam tanjung enim)
koranenimekspres.com - di zaman sekarang ini, ternyata semakin banyaknya peningkatan kasus pembullyan dan perundungan yang terjadi khususnya dilingkup sekolah. 
bullying atau perundungan adalah masalah serius yang dapat mengancam kesehatan mental dan fisik pelajar.
fenomena ini sering terjadi di lingkungan sekolah dan dapat memiliki dampak jangka panjang pada korban serta pelaku. 
oleh karena itu, upaya pencegahan bullying di kalangan pelajar sangat penting untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman, inklusif, dan mendukung perkembangan anak.
baca juga:selamatkan nyawa-hentikan bullying
apa itu bullying? 
sebelum membahas cara pencegahan, penting untuk memahami apa itu bullying. 
bullying merupakan segala bentuk penindasan atau kekerasan serta tindakan agresif yang dilakukan secara sengaja dan berulang oleh satu orang atau kelompok yang lebih kuat terhadap seseorang yang dianggap lebih lemah atau berbeda. 
pada lingkungan sekolah, kelompok yang melakukan bullying cenderung merasa berkuasa dan menganggap anak lain lebih lemah dari mereka. 
hal yang sama juga dapat ditemukan di lingkungan kerja dan sosial lainnya. orang-orang dengan kekuasaan memiliki kecenderungan untuk melakukan tindakan penindasan. 
baca juga:aksi bullying sebagai bahan bercanda di lingkungan sekolah bukti kualitas sdm dan etika pelajar anjlok
pelaku bullying biasanya mencari kekuasaan atau dominasi atas korban, yang dapat berdampak negatif pada rasa percaya diri dan kesejahteraan mental korban.
macam-macam bullying
bentuk bullying dapat berupa sosial, fisik, verbal, atau cyberbullying (perundungan melalui media sosial dan platform digital). 
1.bullying sosial (relasional) :
ini melibatkan upaya untuk merusak reputasi atau hubungan sosial seseorang, seperti menyebarkan rumor, mengucilkan, atau memanipulasi kelompok agar menjauhi korban. dampaknya sering kali meliputi isolasi sosial dan gangguan hubungan.
2.bullying fisik :
ini melibatkan tindakan kekerasan fisik seperti memukul, menendang, atau mendorong. bullying fisik sering kali terlihat dan dapat menyebabkan luka fisik serta trauma emosional.
baca juga:polisi: beda lelucon dengan bullying
3.bullying verbal :
bentuk ini melibatkan penggunaan kata-kata atau pernyataan yang menyakitkan, seperti menghina, merendahkan, atau mengejek. bullying verbal dapat merusak harga diri dan menyebabkan masalah emosional.
4. bullying cyber (siber) :
ini terjadi melalui platform digital, seperti media sosial, pesan teks, atau email. bentuknya bisa berupa penghinaan online, penyebaran foto atau video tanpa izin, atau perundungan melalui internet.
macam-macam bentuk bullying
isu dan permasalahan
menurut data yang dirilis sistem informasi online perlindungan perempuan dan anak (simfoni-ppa), sejak januari sampai dengan februari 2024 jumlah kasus kekerasan terhadap anak telah mencapai 1.993. 
jumlah tersebut dapat terus meningkat, terutama jika dibandingkan dengan kasus kekerasan yang terjadi pada tahun 2023. 
baca juga:cegah penyalahgunaan narkoba dan bullying
menurut komisi nasional perlindungan anak (komnas pa), sepanjang tahun 2023 terdapat 3.547 aduan kasus kekerasan terhadap anak.
sementara menurut komisi perlindungan anak indonesia (kpai), dari januari sampai agustus 2023, terdapat 2.355 kasus pelanggaran terhadap pelindungan anak. dari jumlah tersebut, 861 kasus terjadi di lingkup satuan pendidikan. 
dengan perincian, anak sebagai korban dari kasus kekerasan seksual sebanyak 487 kasus, korban kekerasan fisik dan/atau psikis 236 kasus, korban bullying 87 kasus, korban pemenuhan fasilitas pendidikan 27 kasus, korban kebijakan 24 kasus. 
sementara kementerian pemberdayaan perempuan dan pelindungan anak (kementerian pppa) menyebutkan bahwa pada tahun 2023, telah terjadi 2.325 kasus kekerasan fisik terhadap anak.
baca juga:antisipasi bullying di sekolah 
banyaknya kasus kekerasan pada anak yang terjadi di lingkungan satuan pendidikan perlu menjadi keprihatinan semua pihak, baik peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, maupun warga satuan pendidikan. 
sebab satuan pendidikan merupakan tempat kedua bagi anak dalam menghabiskan waktunya. 
karena itu, satuan pendidikan harus menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi anak. 
apapun bentuk kekerasan yang terjadi di lingkungan satuan pendidikan harus dapat dicegah dan ditangani dengan baik. 
karena kekerasan tersebut bukan saja berdampak buruk bagi anak dalam memperoleh pendidikan yang layak, tetapi juga berdampak buruk pada mental mereka.
tindakan bullying yang dilakukan oleh pelajar
dampak bullying bagi korban :
1. mengalami gangguan kecemasan, depresi, rendah diri. 
2. mengalami masalah kesehatan fisik, seperti sakit kepala, gangguan tidur, dan penurunan sistem kekebalan tubuh. 
3. penurunan konsentrasi dan motivasi. 
4. kehilangan minat terhadap aktivitas tertentu. 
5. melukai diri sendiri bahkan bunuh diri. 
6. gangguan makan. 
7. efek jangka panjang yang dapat berlanjut hingga dewasa.
dampak bullying bagi korban
dampak bullying bagi pelaku :
1.memiliki rasa percaya diri dan harga diri yang tinggi. 
2.cenderung bersifat agresif dengan perilaku pro terhadap kekerasan. 
3.tipikal orang berwatak keras. 
4.mudah marah dan impulsif. 
5.toleransi yang rendah terhadap frustasi. 
dampak bullying bagi pelaku
strategi pelajar untuk mencegah bullying
1. membangun kesadaran dan empati :
pelajar dapat memainkan peran kunci dalam mencegah bullying dengan meningkatkan kesadaran dan empati di antara teman-teman mereka. 
kampanye kesadaran di sekolah yang melibatkan pembuatan poster, presentasi, atau diskusi tentang dampak bullying dapat membantu membentuk sikap positif terhadap perbedaan dan mengurangi perilaku agresif.
membangun kesadaran dan empati
2.mengembangkan keterampilan komunikasi :
kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif sangat penting dalam mencegah dan mengatasi bullying. 
pelajar dapat diajarkan keterampilan komunikasi yang baik, seperti berbicara dengan sopan, mendengarkan, dan menyelesaikan konflik secara damai. ini membantu dalam menciptakan lingkungan yang lebih suportif dan mengurangi kemungkinan terjadinya perundungan.
mengembangkan keterampilan komunikasi
3. berkolaborasi dalam kegiatan positif :
mengorganisir atau terlibat dalam kegiatan ekstrakurikuler seperti, olahraga, atau proyek komunitas atau bahkan suatu organisasi yang dapat membangun rasa kebersamaan dan memperkuat hubungan antar pelajar. 
kegiatan ini dapat mengurangi rasa keterasingan yang sering menjadi pemicu bullying dan meningkatkan solidaritas di antara pelajar. 
berkolaborasi dalam kegiatan positif
4. menjadi teman yang peduli :
pelajar yang peduli dan bersedia untuk mendengarkan teman-teman mereka dapat membantu mencegah bullying. 
jika seseorang mengalami masalah atau merasa tertekan, mendengarkan dan menawarkan dukungan bisa membuat perbedaan besar. 
dengan menciptakan budaya saling peduli, pelajar dapat membantu menciptakan lingkungan yang lebih aman.
menjadi teman yang peduli
5.menyebarluaskan informasi tentang saluran pelaporan :
pelajar harus tahu bagaimana cara melaporkan tindakan bullying jika mereka menyaksikannya atau mengalaminya sendiri. 
menyebarluaskan informasi tentang saluran pelaporan yang tersedia di sekolah, seperti konselor sekolah atau pihak berwenang, memungkinkan pelajar untuk mencari bantuan ketika diperlukan.
menyebarluaskan informasi tentang saluran pelaporan
6. menjadi teladan yang baik :
pelajar harus menjadi contoh bagi teman-teman mereka dengan menunjukkan perilaku yang baik dan menghormati orang lain. 
menghindari perilaku yang merendahkan atau agresif serta memperlakukan semua orang dengan hormat dapat membantu mengurangi incidensi bullying dan mempromosikan budaya positif di sekolah.
menjadi teladan yang baik
peran orang tua dan guru 
meskipun pelajar memainkan peran penting dalam pencegahan bullying, dukungan dari orang tua dan guru juga sangat diperlukan. 
orang tua dapat membantu dengan mendiskusikan pentingnya sikap saling menghormati dan menyediakan dukungan emosional bagi anak mereka. 
guru, di sisi lain, dapat mengintegrasikan pendidikan anti-bullying ke dalam kurikulum, serta menciptakan suasana kelas yang inklusif dan aman.
peran orang tua dan guru
kesimpulan
pencegahan bullying memerlukan pendekatan yang holistik dan partisipatif. 
pelajar, orang tua, dan guru semua memiliki peran penting dalam menciptakan lingkungan sekolah yang bebas dari perundungan. 
dengan membangun kesadaran, mengembangkan keterampilan komunikasi, terlibat dalam kegiatan positif, dan menjadi teladan yang baik, pelajar dapat membantu menciptakan suasana yang mendukung dan menghargai setiap individu. 
upaya bersama ini tidak hanya akan mengurangi kasus bullying tetapi juga akan membentuk komunitas sekolah yang lebih sehat dan lebih harmonis. 
oleh karena itu, kita semua memiliki tanggung jawab untuk menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung di sekolah. 
bullying bukanlah hal yang bisa dianggap remeh; ia merusak kepercayaan diri, kebahagiaan, dan kesejahteraan kita. 
mari kita bersama-sama menjauhi perilaku yang menyakiti dan menggantinya dengan sikap saling menghargai. 
setiap tindakan kebaikan, sekecil apa pun, dapat membuat perbedaan besar. jangan ragu untuk berbicara jika kamu atau seseorang di sekitarmu mengalami bullying. 
dukunglah temanmu, dan jadilah contoh yang baik. 
bersama kita bisa membuat sekolah kita menjadi tempat yang lebih baik. mari kita bangun komunitas yang penuh empati dan rasa cinta!
poster stop bullying
"tindakan baik lebih berharga daripada membuat orang lain menderita. bersama kita bisa menciptakan lingkungan sekolah yang lebih baik serta pelajar menuju generasi gemilang.”

Tag

Share

Koran Edisi Terbaru

Baca Koran Enim Ekspres 19 September 2024

Berita Terkini

Berita Terpopuler

Berita Pilihan