Gara-Gara Kentut Orang Bisa Kritis, Kok Bisa?

Reporter: Sherli |

Editor: Leo |

Jumat , 27 Sep 2024 - 17:44

Kentut sangat penting pasca operasi besar. FOTO:IST--

gara-gara kentut orang bisa kritis, kok bisa?                            koranenimekspres.com - setelah operasi besar, terutama yang melibatkan perut atau saluran pencernaan, pasien diharuskan untuk kentut sebelum diizinkan makan atau minum. 
ini adalah tanda penting yang menunjukkan bahwa fungsi usus sudah mulai kembali normal setelah terpengaruh oleh anestesi atau manipulasi bedah. 
berikut adalah alasan utama mengapa kentut dianggap penting setelah operasi besar:

1. fungsi usus kembali normal: 
baca juga:ini dia tanda-tanda kiamat kecil yang wajib anda ketahui
anestesi, terutama anestesi umum, dapat memperlambat atau menghentikan gerakan peristaltik usus (gerakan otot yang mendorong makanan melalui saluran pencernaan). 
kentut adalah tanda bahwa gerakan peristaltik usus sudah kembali, dan usus mulai berfungsi normal lagi.
2. mengurangi risiko ileus paralitik: 
ileus paralitik adalah kondisi di mana usus tidak bergerak sama sekali setelah operasi, menyebabkan penumpukan makanan dan gas. 
baca juga:7 rekomendasi umpan mancing ikan patin
jika usus tidak bergerak, pasien berisiko mengalami obstruksi usus. kentut menandakan bahwa usus telah aktif kembali dan tidak ada tanda-tanda ileus paralitik.
3. memastikan pencernaan aman: 
sebelum pasien diizinkan makan atau minum, dokter perlu memastikan bahwa usus mampu memproses makanan dan gas tanpa menyebabkan ketidaknyamanan atau komplikasi seperti distensi (pembengkakan perut). 
kentut adalah tanda bahwa saluran pencernaan siap untuk mencerna.
baca juga:bau badan bikin minder? lakukan cara ini agar mengatasinya!
4. mencegah akumulasi gas dan nyeri: 
setelah operasi, gas sering kali terperangkap di dalam usus, yang dapat menyebabkan nyeri perut atau distensi.
kentut membantu melepaskan gas ini dan mencegah komplikasi yang terkait dengan penumpukan gas.
dengan kata lain, kentut merupakan indikator klinis penting bahwa tubuh siap untuk kembali berfungsi normal pasca operasi, terutama pada sistem pencernaan.
baca juga:penyebab bau badan yang menyengat
jika seseorang tidak kentut setelah operasi, terutama operasi yang melibatkan perut atau sistem pencernaan, hal tersebut bisa menjadi tanda bahwa usus belum kembali berfungsi normal. 
kondisi ini dapat menyebabkan beberapa masalah, antara lain:
1. ileus paralitik (ileus pascaoperasi): 
ini adalah kondisi di mana usus tidak bergerak sama sekali setelah operasi, sehingga peristaltik usus berhenti. 
baca juga:4 pahala istri yang berbakti kepada suami
tanpa gerakan peristaltik, gas, cairan, dan makanan dapat terjebak di dalam usus, menyebabkan pembengkakan perut (distensi), mual, muntah, dan ketidakmampuan buang angin atau buang air besar.
2. distensi perut (kembung): 
penumpukan gas dalam usus tanpa bisa dikeluarkan dapat menyebabkan perut terasa sangat kembung dan nyeri. 
distensi perut ini bisa sangat tidak nyaman dan kadang-kadang memerlukan intervensi medis.
baca juga:imam hasan al-bashri soal hidup dan kematian
3. mual dan muntah: 
ketika usus tidak berfungsi dengan baik, makanan dan cairan yang dikonsumsi tidak dapat dicerna dan didorong melalui saluran pencernaan. 
ini bisa menyebabkan mual dan muntah, yang semakin memperburuk kondisi pasien.
4. risiko infeksi atau komplikasi bedah: 
baca juga:6 teknik mancing dasar di sungai
dalam beberapa kasus, jika fungsi usus tidak kembali normal, ini bisa menjadi tanda adanya masalah yang lebih serius, seperti infeksi atau komplikasi dari operasi. 
misalnya, ada risiko perforasi usus atau adhesi yang mengganggu fungsi pencernaan.
5. keterlambatan pemulihan: 
tidak bisa kentut setelah operasi juga dapat memperlambat proses pemulihan. 
baca juga:download lagu mp3 dari youtube tanpa aplikasi gampang bro 
dokter mungkin menunda memberikan makanan atau minuman secara oral sampai tanda-tanda fungsi usus kembali normal, termasuk kentut.
jika seorang pasien tidak kentut dalam jangka waktu yang cukup lama setelah operasi, biasanya dokter akan melakukan beberapa tindakan seperti memberikan obat-obatan yang merangsang gerakan usus (prokinetik), memasang selang nasogastrik untuk mengurangi tekanan di lambung, atau dalam beberapa kasus, tindakan intervensi lainnya untuk memastikan saluran pencernaan kembali berfungsi. (*)

Tag

Share

Koran Edisi Terbaru

Baca Koran Enim Ekspres 16 November 2024

Berita Terkini

Berita Terpopuler

Berita Pilihan