Ziarah ke Makam KH Ahmad Dahlan di Karang Kajen Yogyakarta: Jejak Sang Pencerah yang Tak Pernah Padam
Beberapa pengunjung juga datang ziarah dari luar pulau ke makam KH Ahmad Dahlan, jejak sang pencerah yang tak pernah padam tersebut. Foto: sigit--
Ia mendirikan Muhammadiyah pada 18 November 1912 dengan tujuan memperbaiki pemahaman umat Islam terhadap ajaran agama yang lebih murni dan terbuka terhadap kemajuan zaman.
Jejak inilah yang coba diikuti oleh para peziarah dengan harapan dapat memperdalam pemahaman tentang kontribusi besar yang telah beliau lakukan bagi bangsa dan agama.
BACA JUGA:Pesona Makam Soeharto di Astana Giribangun yang Jarang Diketahui Wisatawan
Berkunjung ke Masjid Terdekat
Saat melakukan ziarah ke makam KH Ahmad Dahlan, para pengunjung biasanya juga tidak melewatkan kesempatan untuk melaksanakan salat di masjid yang berada di sekitar kompleks makam.
Masjid tersebut memiliki nilai sejarah yang erat dengan perjalanan spiritual KH Ahmad Dahlan.
Menurut cerita para pemandu, masjid ini sering digunakan beliau untuk beribadah dan mengajarkan ajaran Islam kepada murid-muridnya.
Pemandu dan Penjaga Makam
BACA JUGA:Wisata Religi ke Makam Sunan Ampel Surabaya: Setiap Hari Tak Pernah Sepi Pengunjung
Di area makam dan masjid, terdapat pula pemandu yang siap memberikan informasi lebih mendalam kepada para pengunjung.
Para pemandu ini umumnya merupakan penjaga makam dan masjid, yang telah bertahun-tahun menjaga tempat tersebut dan melayani para peziarah.
Menurut penjaga makam disana, banyak yang tidak tahu bahwa KH Ahmad Dahlan juga memberikan banyak kontribusi dalam bidang pendidikan dan kesehatan.
Para pemandu sering bercerita kepada pengunjung tentang bagaimana Muhammadiyah mendirikan sekolah-sekolah dan rumah sakit yang masih berdiri hingga saat ini.
BACA JUGA:Fakta Ibnu Batutah, Tokoh Islam Penjelajah Dunia tak Terkalahkan Sepanjang Masa