Prosfek Sawit di Indonesia Makin Cerah, Nilai Ekspor Tembus Rp450 Triliun dan Menyerap 16 Juta Tenaga Kerja
Prosfek sawit di Indonesia makin cerah. Buktinya, menurut Kemenperin, nilai ekspor sawit tahun 2023 lalu sudah Rp450 triliun dan 16 juta tenaga kerja. Foto: ist--
Luas perkebunan sawit di Sumsel tersebut tersebar di 17 kabupaten dan kota.
Itu belum termasuk perkebunan sawit mandiri yang dikelola oleh petani mandiri di pedesaan.
Nah, untuk memacu prosfek sawit biar terus meningkat, Kemenperin akan terus mendorong hilirisasi pengembangan sawit.
BACA JUGA:Harga TBS Sawit di Sumsel hingga 31 September 2024
BACA JUGA:Nyatanya, Ada Daerah Tertinggi di Prabumulih dalam Perkebunan Sawit
Maka, hilirisasi berbasis riset dan inovasi akan terus dikembangkan pemerintah.
Pemerintah meyakini, ke depan sawit akan berubah wujud menjadi industri masa depan yang dapat mendukung pertumbuhan ekonomi nasional yang berkualitas dan berkelanjutan.
“Kelapa sawit menjadi model dan contoh sukses dari hilirisasi industri, baik itu untuk menghasilkan produk turunan sawit pangan (oleofood), non-pangan (oleochemical), bahan bakar terbarukan (biofuel), hingga material baru ramah lingkungan (biomaterial), pada skala industri berkelanjutan,” kata Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin, Putu Juli Ardika pada pembukaan Pekan Riset Sawit Indonesia (Perisai) 2024 di Nusa Dua, Bali, Kamis (3/10).
Dirjen Industri Agro mengemukakan, perkembangan produk hilir kelapa sawit dalam 10 tahun terakhir meningkat signifikan.
BACA JUGA:Apakah Prabumulih Daerah Tertinggi dalam Produksi Sawit di Sumsel?
BACA JUGA:2 Kecamatan Penyumbang Sawit Terbesar di Muara Enim
Semula terdapat 45 jenis produk, kini menjadi lebih dari 200 jenis produk hilir kelapa sawit.
Selain itu, capaian pertumbuhan ekonomi Indonesia juga erat kaitannya dengan kontribusi sektor perkelapsawitan hulu-hilir, yang dikategorikan sebagai subsektor industri agro berdaya saing kuat.
Data tahun 2023 menyebutkan bahwa nilai ekspor kelapa sawit dan turunannya mencapai Rp450 triliun atau berkontribusi sebesar 11,6 persen dari total ekspor nonmigas.
"Sektor ini juga telah menyerap tenaga kerja sebanyak 16,2 juta orang, termasuk tenaga kerja tidak langsung yang melibatkan pelaku usaha perkebunan rakyat atau smallholder,” paparnya.