Transformasi Hijau PT Bukit Asam, dari Kaliandra Merah Menuju Energi Terbarukan Ramah Lingkungan
Direktur Utama PTBA, Arsal Ismail meluncurkan Pilot Plant (Pabrik Percontohan) Wood Pellet dari tanaman kaliandra merah di Tanjung Enim, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan.--
Adapun keuntungan dari kaliandra merah yang dijadikan bahan baku biomassa dalam pembuatan Wood Pellet, karena kayunya memiliki nilai kalor yang tinggi, pertumbuhannya cepat, mudah tumbuh pada berbagai kondisi, serta cepat bertunas.
Kaliandra merah juga menyerap karbon dari udara untuk memproduksi biomassa. "Dengan mencampurkan biomassa dan batu bara, maka emisi dapat dikurangi," papar Niko.
BACA JUGA:Bukit Asam (PTBA) Raih Penghargaan Annual Report Award 2023
Seperti apa target produksi wood pellet PTBA dalam beberapa tahun ke depan, dan bagaimana strategi untuk mencapainya? Niko Chandra menjelaskan PTBA melalui kerja sama dengan Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta sejauh ini telah melakukan kajian tahap awal mengenai pengembangan biomassa dari kaliandra merah.
Berdasarkan kajian tersebut, PTBA membangun Pilot Plant (pabrik percontohan).
Saat ini kapasitas produksi yang mampu dihasilkan dari Pilot Plant sebanyak 200 kg per jam. Target produksi ke depan akan ditetapkan berdasarkan hasil dari tahap Pilot Plant.
Niko berharap pengembangan Kaliandra Merah sebagai sumber energi alternatif dapat membantu mengurangi penggunaan bahan bakar fosil dan menekan emisi karbon.
BACA JUGA:Tingkatkan Kapabilitas SDM, Delegasi Bukit Asam (PTBA) Belajar Soal Inovasi Energi Terbarukan
"Biomassa ini bisa digunakan sebagai bahan bakar campuran batu bara (cofiring) untuk menghasilkan listrik," urai dia.
Apakah ada rencana PTBA untuk melibatkan masyarakat dalam pengembangan tanaman kaliandra merah, untuk mendukung program Wood Pellet? Niko mengungkapkan saat ini penanaman kaliandra merah masih bersifat uji coba. Sehingga hanya membutuhkan lahan yang disesuaikan dengan kebutuhan uji coba tersebut.
Jika hasil uji coba berhasil dengan baik, serta perlu dilanjutkan dengan pengembangan atau perluasan lahan.
Maka melibatkan masyarakat lokal merupakan pilihan yang tepat, terutama dalam upaya untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat.
BACA JUGA:Bukit Asam (PTBA) Sukses Raih Tiga Penghargaan di Ajang Top BUMN Awards 2024
Sekitar sekaligus melibatkan masyarakat dalam upaya menekan emisi melalui penanaman tanaman kaliandra merah.
Untuk saat ini, kata Niko, penanaman kaliandra merah untuk kegiatan pilot plant dilakukan di lahan yang belum ada peruntukan (Area Penggunaan Lain) seluas 80 hektare (ha) di Tanjung Enim.