Dukung Target Kemandirian Pangan, Sektor Pertanian dan Perkebunan Diminta Segera Optimalkan Pupuk Organik
Dosen sekaligus Kepala Kebun Riset Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya (Unsri) Dr. Umar Harun, saat berbicara dalam Penyuluhan dan Sosialisasi ‘Manfaat Pupuk Organik dan Hayati bagi Kesehatan Tanah dan Pertanian’ digelar PT Menthobi Hijau Lestari (MH--
KORANENIMEKSPRES.COM,MUARA ENIM---Target swasembada pangan sebagaimana dicanangkan oleh pemerintahan presiden Prabowo Subianto menghadapi tantangan sehingga perlu penanganan yang sistematis.
Terutama faktor kesehatan serta kesuburan tanah yang saat ini menjadi tantangan terbesar sektor pertanian dan perkebunan di Indonesia.
"Dari sisi keilmuan, tanah sehat sekarang ini hampir tidak ada. Kebanyakan tanah sakit, sedikit yang sehat. Tidak hanya di Jawa, termasuk di Sumatera juga," ungkap Dosen sekaligus Kepala Kebun Riset Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya (Unsri) Dr. Umar Harun, saat berbicara dalam Penyuluhan dan Sosialisasi 'Manfaat Pupuk Organik dan Hayati bagi Kesehatan Tanah dan Pertanian' digelar PT Menthobi Hijau Lestari (MHL) di hotel Melio, Muara Enim, Sumatera Selatan, Kamis 14 November 2024.
Umar menjelaskan, ciri tanah sakit adalah kandungan bahan organik dalam tanah hanya mencapai 2%.
BACA JUGA:Cara Mudah Membuat Pupuk Kompos Organik dari Sampah Rumah Tangga
Hal ini dirasa memprihatinkan sebab manfaat tanah secara umum sangat luas bukan saja untuk pertanian dan perkebunan tetapi juga aspek kehidupan manusia secara lebih luas.
Khusus untuk pertanian dan perkebunan, lanjut Umar, kesehatan tanah adalah kunci utama mewujudkan praktik yang sejalan prinsip keberlanjutan (sustainability).
Tanah yang sehat akan mendukung ketersediaan pangan yang berkualitas meskipun saat menghadapi tantangan iklim seperti musim kemarau karena tanah yang sehat mampu menyimpan kandungan air.
"Menurut BMKG bahwa wilayah pulau Jawa, sebagian NTB, dan Sumsel (Sumatera Selatan) akan mengalami musim kemarau lebih panjang dan lebih panas pada tahun 2025. Ini ancaman. Jadi sekarang bagaimana artinya mengelola ancaman tidak menjadi petaka. Kita perbaiki tanahnya," Umar mengingatkan.
BACA JUGA:Multikultural Tanaman Organik: Solusi Berkelanjutan untuk Berkebun di Rumah
Memperbaiki kesehatan tanah, menurut Umar, adalah dengan memberinya "obat" yaitu bahan organik.
Maka Umar mengapresiasi edukasi yang dijalankan MHL yang menjalankan peran pendampingan sekaligus mengupayakan ketersediaan pupuk organik GreenGrow sebagai langkah yang dinilai bertanggungjawab.
Pentingnya pemahaman tentang kebijakan pemupukan menggunakan pupuk organik ini juga disampaikan oleh Kepala Dinas Perkebunan dan Pembenihan kabupaten Muara Enim Akbar Paripurna serta Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Peternakan Kabupaten Muara Enim Ulil Amri.