Wamenag Komitmen Tingkatkan Kesejahteraan Guru dan Infrastruktur Pendidikan

Wamen Kemenag Romo Muhammad Syafi’i menegaskan komitmennya untuk meningkatkan kesejahteraan guru serta memperbaiki infrastruktur pendidikan di bawah Kemenag. Foto: kemenag--

NASIONAL, KORANENIMEKSPRES.COM,- Wakil Menteri Agama (Wamenag) Romo Muhammad Syafi’i menegaskan komitmennya untuk meningkatkan kesejahteraan guru serta memperbaiki infrastruktur pendidikan di bawah naungan Kementerian Agama (Kemenag). 

Komitmen ini disampaikan dalam pertemuan dengan Pengurus Besar Al Jam’iyatul Washliyah, organisasi Islam asal Sumatra Utara, yang berlangsung di Kantor Pusat Kemenag, Jakarta Pusat.

Menurut Wamenag, guru adalah elemen kunci dalam membangun pendidikan yang bermutu di Indonesia. 

“Guru adalah ujung tombak pendidikan kita. Mereka memegang peranan penting dalam mencerdaskan bangsa. Namun, fakta di lapangan menunjukkan banyak guru yang belum mendapatkan hak-hak mereka secara layak,” ujarnya.

BACA JUGA:Persiapan Haji 2025, Kemenag Sumsel Genjot Penyiapan Dokumen Jemaah

Wamenag menekankan bahwa peningkatan kesejahteraan guru tidak hanya sebatas kenaikan gaji, tetapi juga mencakup berbagai aspek lainnya.

“Kesejahteraan itu lebih luas dari sekadar finansial. Kita bicara soal tunjangan, jaminan sosial, fasilitas yang memadai, hingga akses kepada pelatihan profesional,” tegasnya.

Untuk guru honorer, Wamenag menyampaikan bahwa pihaknya sedang menyusun skema insentif yang lebih berkeadilan. 

“Kita tidak boleh membiarkan ada ketimpangan kesejahteraan antara guru tetap dan honorer. Kemenag tengah mengupayakan langkah-langkah konkret untuk mewujudkan hal ini,” jelasnya.

BACA JUGA:Kemenag Tingkatkan Anggaran Pendidikan Tahun 2025 untuk Dukung Kesejahteraan Guru dan Mutu Pendidikan

Di bidang infrastruktur pendidikan, Wamenag juga menyoroti banyaknya fasilitas madrasah dan pesantren yang masih jauh dari memadai. 

Berdasarkan laporan yang diterimanya dari berbagai daerah, kondisi fasilitas pendidikan menjadi perhatian utama.

“Ada madrasah dengan atap yang bocor, ruang kelas yang tidak memadai, laboratorium yang tidak tersedia, bahkan akses internet pun masih terbatas di beberapa wilayah. Ini adalah masalah serius yang harus kita tangani bersama,” ungkapnya.

Untuk mengatasi persoalan tersebut, Kemenag sedang melakukan pendataan menyeluruh guna menentukan prioritas rehabilitasi dan pembangunan fasilitas.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan