Mengatasi Ketergantungan Energi Fosil: Bagaimana Sumsel Menjawab Tantangan Energi Hijau?

Sumsel memimpin transisi energi hijau, dari kilang ramah lingkungan hingga transportasi modern yang berkelanjutan. --

KORANENIMEKSPRES.COM,----Sumatera Selatan (Sumsel) kini mencuri perhatian nasional dengan langkah besar menuju transformasi energi hijau.

Berbekal 15 Proyek Strategis Nasional (PSN), Sumsel memposisikan diri sebagai pusat energi bersih yang siap menjawab tantangan global untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil.  

Infrastruktur sebagai Landasan Perubahan

Salah satu proyek kunci adalah pembangunan Tol Kayu Agung–Palembang–Betung, yang kini menjadi urat nadi transportasi di Sumsel.

Selain mempercepat distribusi barang dan jasa, jalan tol ini membuka peluang investasi baru di sektor industri dan perdagangan.  

BACA JUGA:Bagaimana Proyek Gasifikasi Batu Bara di Sumsel Mengubah Tantangan Energi?

Selain itu, Pelabuhan Modern Palembang menjadi gerbang utama untuk menembus pasar global.

Dengan desain modern, pelabuhan ini mendukung ekspor komoditas unggulan seperti karet, kopi, dan batu bara, sekaligus memperluas pasar produk manufaktur lokal.  

Kilang Hijau RU III Plaju: Simbol Perubahan

Di bidang energi, Kilang Hijau RU III Plaju menjadi langkah konkret dalam mengurangi emisi karbon. Kilang ini memproduksi bahan bakar ramah lingkungan, menjadikannya pusat perhatian sebagai solusi atas polusi dari bahan bakar fosil.  

BACA JUGA:PSN Menghantarkan Sumsel ke Era Baru dengan Lompatan Besar Menuju Revolusi Ekonomi

Tidak berhenti di situ, proyek gasifikasi batu bara di Muara Enim menghadirkan teknologi inovatif yang mampu mengolah batu bara menjadi bahan bakar bersih.

Langkah ini memperkuat komitmen Sumsel terhadap energi terbarukan.  

Limbah Kota Jadi Energi Baru

Tag
Share