Langkah Sumsel Menjawab Ketergantungan Energi Fosil: Net Zero Emission 2060

Menuju Indonesia Net Zero Emission 2060 Provinsi Sumsel menjawab ketergantungan terhadap energi fosil. Foto: kolase/net--

KORANENIMEKSPRES.COM,-- Menuju Indonesia Net Zero Emission 2060 Provinsi Sumsel menjawab ketergantungan terhadap energi fosil.

Sudah sejak tahun 2021 Sumsel menyatakan siap berangsur melepas ketergantungan energi fosil untuk mewujudkan Indonesia Net Zero Emission 2060. 

Contoh di PT Bukit Asam berikut hoaldingnya, ada 3 program dalam roadmap manajemen karbon tahun 2050 yaitu reklamasi, operasional dekarbonisasi serta studi carbon capture, utilization dan storage. 

Dan hingga proyek pengolahan sampah untuk sumber energi di Palembang serta gasifikasi di Muara Enim, semuanya menggunakan pendekatan ramah lingkungan. 

BACA JUGA:Mengatasi Ketergantungan Energi Fosil: Bagaimana Sumsel Menjawab Tantangan Energi Hijau?

Ketergantungan Sumsel terhadap energi fosil berangsur ditekan demi menuju energi hijau.

Dalam 5 tahun terakhir, pemerintah pusat terus menekan ketergantungan dari energi fosil. 

Salah satu caranya adalah dengan mempensiunkan pembangkit listrik tua yang usianya di atas 30 tahun. 

Di Sumsel sendiri, pembangkit listrik berbahan baku batubara sudah mulai dicampur biomassa (cofiring) di samping Clean Coal Technology (CCT) dan menerapkan Carbon Capture, Utilization, and Storage (CCUS).

Menekan energi fosil dan menuju energi hijau bebas karbon bukan cuma program Indonesia tapi sudah menjadi kesepakatan global.

BACA JUGA:Mengatasi Ketergantungan Energi Fosil: Bagaimana Sumsel Menjawab Tantangan Energi Hijau?

BACA JUGA:Investasi Puluhan Triliun Ubah Sumsel Jadi Hijau dan Modern

Sumatera Selatan (Sumsel) kini mencuri perhatian nasional dengan langkah besar menuju transformasi energi hijau.

Berbekal 15 Proyek Strategis Nasional (PSN), Sumsel memposisikan diri sebagai pusat energi bersih yang siap menjawab tantangan global untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil.  

Tag
Share