4 Jalan Tol Baru Siap Dongkrak Ekonomi Sumsel, Investasi Diproyeksi Melesat
Empat tol baru dibangun, ekonomi Sumsel diprediksi tembus 6 persen usai 2026.--
KORANENIMEKSPRES.COM – Pemerintah Pusat kembali menggelontorkan proyek besar di Sumatera Selatan (Sumsel).
Tak tanggung-tanggung, empat ruas jalan tol baru tengah digarap untuk memperkuat konektivitas dan mendongkrak investasi di Bumi Sriwijaya.
Sebelumnya, Sumsel telah memiliki tiga ruas tol yang beroperasi penuh, yakni Tol Palembang–Indralaya (2017), Palembang–Kayuagung (2020), serta Simpang Indralaya–Prabumulih (2023). Kini, giliran empat tol lain yang jadi fokus pembangunan.
Tol Baru yang Jadi Andalan
Pertama, Tol Palembang–Betung–Jambi sepanjang 170 km. Dari total panjang, sekitar 136 km masih dalam konstruksi dan ditargetkan rampung pada pertengahan 2026.
BACA JUGA:Palembang Dikepung Tol, Jadi Magnet Investasi Baru di Sumatera
Jalur ini akan menjadi urat nadi penghubung Palembang dengan provinsi tetangga di utara.
Kedua, Tol Prabumulih–Muara Enim yang akan disambung hingga Lubuk Linggau dan menembus Bengkulu.
Proyek ini diproyeksikan membuka akses ekonomi baru di wilayah tengah Sumatera.
Dengan selesainya dua ruas tol strategis tersebut, ditambah proyek lanjutan lainnya, ekonomi Sumsel diprediksi tumbuh lebih tinggi. Bahkan, usai 2026, pertumbuhan diperkirakan bisa menembus angka 6 persen.
Bagian dari 15 PSN di Sumsel
Keempat tol baru ini hanyalah sebagian dari 15 Proyek Strategis Nasional (PSN) yang tengah berjalan di Sumsel.
Deretan proyek lain mencakup Pelabuhan Baru Palembang, LRT Sumsel, jalur KA Kertapati–Lahat, Kawasan Industri Tanjung Enim, Bendungan Tiga Dihaji, hingga pembangunan kilang hijau di Plaju dan proyek gasifikasi batu bara di Muara Enim.
Selain meningkatkan konektivitas, proyek-proyek tersebut dirancang untuk memperkuat industrialisasi, ketahanan pangan, serta transformasi energi hijau.
Dampak Nyata bagi Ekonomi Daerah
Kehadiran jalan tol terbukti menjadi motor penggerak utama ekonomi Sumsel. Arus barang dan jasa lebih lancar, distribusi hasil pertanian dan industri semakin efisien, sementara biaya logistik terus menurun.