Melihat dari dekat Tradisi Mintar Kembang di Ogan Ilir

Ribuan masyarakat Kabupaten Ogan Ilir, melakukan tradisi Mintar Kembang atau ziarah ke makam yang ada di Desa Siring Alam Kecamatan Tanjung Raja Kabupaten Ogan Ilir, pada lebaran kedua Idulfitri 1445 Hijriah. ----

OGAN ILIR, KORANENIMEKSPRES.COM - Hari lebaran kedua, biasanya dimanfaatkan oleh sebagian besar umat muslim di Kabupaten Ogan Ilir untuk melakukan ziarah ke makam

Seperti yang dilakukan warga Desa Ulak Kerbau Kecamatan Tanjung Raja, Kabupaten Ogan Ilir, pada Kamis, 11 April 2024, atau hari kedua lebaran Idulfitri 1445 Hijriah. 

Bagi masyarakat Desa Ulak Kerbau, tradisi ziarah ke makam pada momen lebaran ini disebut dengan "Mintar Kembang". Lokasi makam ini terletak di Desa Siring Alam. 

Menurut salah seorang warga Desa Ulak Kerbau, Fran, tradisi Mintar Kembang ini hanya dilakukan pada saat hari kedua lebaran Idulfitri. 

"Tradisinya seharian mulai pagi hingga sore hari, hanya dilakukan pada hari kedua lebaran saja," ujar Fran kepada SUMEKS.CO.

Ditambahkan Fran, tradisi Mintar Kembang ini, tak hanya dilakukan warga Desa Ulak Kerbau saja melainkan pula datang dari warga perantauan, yang ada di daerah lain. 

"Tradisi Mintar Kembang ini biasanya dilakukan pula pada lebaran Idul Adha, tapi tidak terlalu ramai seperti pada lebaran Idulfitri," ungkapnya. 

Tradisi Mintar Kembang bagi warga Desa Ulak Kerbau, telah ada sejak zaman dulu. Sehingga, tradisi ini bisa dikatakan sebagai tradisi turun temurun masyarakat Desa Ulak Kerbau. 

Setiap kali tradisi Mintar Kembang, pasti dihadiri oleh ribuan warga yang beramai-ramai berkunjung ke makam. Apalagi, tempat pemakaman umum ini merupakan makam dari lima desa. 

Adapun peziarah yang melakukan tradisi Mintar Kembang ini, terdiri dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga orang tua. 

Yaitu, Desa Siring Alam, Desa Tanjung Agas, Desa Suka pindah, Desa Ulak Kerbau Baru dan Desa Ulak Kerbau Lama. 

"Jadi, disini merupakan lokasi pemakaman bagi warga lima desa yang ada di Kecamatan Tanjung Raja," paparnya. 

Saking ramainya pengunjung makam, tradisi ini juga membawa berkah bagi para pedagang kembang, makanan, dan minuman.  

Betapa tidak, ramainya kondisi makam membuat masyarakat yang melakukan ziarah ke makam, biasanya sering merasa haus dan lapar. 

Tag
Share