Coba perhatikan, sebelum Allah menyuruh kita menempuh jalan mendaki lagi sukar terlebih dahulu Allah inginkan kira merenung "Bukankah Kami telah menjadikan untuknya sepasang mata. (Ayat 8) Dengan mata semua keindahan dunia dapat kita pandang, dengan mata kita bisa membaca ayat-ayat-Nya. Lalu dengan mata pula kita bisa membandingkan kehidupan antar sikaya dan si miskin.
Lalu kelanjutan ayatnya "lidah dan sepasang bibir (ayat 9) dengan lidah kita bisa merasakan lezatnya makanan berbuka puasa, manisnya kurma, enaknya makan sate, atau segarnya segelas teh saat berbuka puasa.
Renungkan kembali kelanjutan ayatnya : "Menunjukan kepadanya dua jalan (kebajikan dan kejahatan) ( ayat 10)
Setelah semua sumber nikmat itu Allah paparkan, baru kemudian Allah menyatakan "Maka, mengapa tidak sebaiknya menempuh jalan mendaki lagi sukar.
Renungan Ayat.
BACA JUGA:Ramadhan Bersama Al-Qur'an
Dalam bahasa Arab 'aqobah itu artinya jalan disela-sela gunung-gunung.
Yang dimaksudkan adalah jalan menuju surga. Jalan menuju surga seperti menempuh jalan di atas gunung, jalurnya sukar dan butuh perjuangan karena berlawanan dengan keinginan hawa nafsu.
Seharusnya seseorang apabila mengetahui bahwa sesuatu itu baik sepatutnya dia langsung melaksanakannya tanpa perlu berpikir panjang meskipun itu adalah perkara yang berat. Seperti seorang yang melewati jalan-jalan gunung yang membutuhkan perjuangan. Karena demikianlah jalan menuju surga.
Sebenarnya jalan-jalan ini adalah tidak terlalu berat hanya saja dirasa sangat berat bagi orang yang tenggelam dalam kemaksiatan, sehingga untuk berbuat baik akan terasa sangat berat karena ia telah mengikuti hawa nafsunya (lihat Tafsir As-Sa’di hal 924).
BACA JUGA:Cetak Mushaf Al-Qur'an Bahasa Isyarat Bagi Disabilitas Pertama di Dunia
Adapun orang yang beriman maka meski jalan-jalan ini berat akan tetapi keimanannya menjadikannya lebih terasa ringan untuk menempuhnya.
Pendapat lain menyatakan bahwa maksud dari عَقَبَةَ adalah gunung di neraka (lihat Tafsir As-Sam’aani 6/229) sehingga maksud ayat ini adalah jika seseorang hendak lolos dan selamat dari siksaan mendaki gunung di neraka maka lewatilah gunung tersebut dengan melakukan amalan-amalan kebajikan seperti membebaskan budak, memberi makan orang miskin, dll.
Meskipun pendapat para ahli tafsir berbeda dalam memahami suatu ayat dalam Al-Qur'an namun kata para Ulama perbedaan yang saling menguatkan bukan perbedaan yang bertentangan, sehingga narasi yang kita dengar tetap akan menimbulkan keindahan dan akan terus menjadi musim bunga bagi yang terus mau belajar, membaca, tadarus dan tadabbur Al-Qur'an lebih-lebih di bulan suci Ramadhan ini.
Doa Agar Al-Qur'an Jadi Musim Bunga di Hati
Ya Allah! Jadikanlah al-Quran yang Agung ini musim bunga bagi hati kami, cahaya bagi dada-dada kami, penghilang kesedihan kami dan penghapus kegusaran kami” (Doa ini adalah petikan daripada hadis riwayat Ahmad bernombor 3712.)