KORANENIMEKSPRES.COM----Palembang, pusat Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), kini tak sekadar menjadi jantung administratif, tetapi telah menjelma sebagai simpul utama konektivitas jalan tol strategis di Pulau Sumatera.
Proyek Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) menjadi tulang punggung perubahan itu, dengan Palembang sebagai simpul penghubung utama dari berbagai ruas tol vital.
Tiga jalur utama—dari Bakauheni, Jambi, hingga Bengkulu—bermuara di kota ini, menjadikannya sebagai koridor emas untuk logistik dan distribusi barang.
Konektivitas Palembang melalui tol saat ini meliputi:
JTTS Bakauheni-Kramasan, pintu masuk logistik dari Pulau Jawa.
BACA JUGA:Jalan Tol Sumsel Jadi Nadi Pertumbuhan Ekonomi Baru, 15 Proyek Raksasa Terkoneksi!
Tol Kramasan-Betung hingga ke Jambi, yang ditarget rampung akhir 2026.
Tol Palembang–Prabumulih, akan berlanjut ke Muara Enim pada 2025.
Tak hanya Palembang, sejumlah wilayah seperti Kayuagung (OKI), Indralaya (Ogan Ilir), Prabumulih, hingga Banyuasin juga ikut terkoneksi dan menikmati limpahan ekonomi dari jaringan tol tersebut.
Tol-tol ini mempermudah distribusi barang menuju Pelabuhan Tanjung Api-Api dan rencana Pelabuhan Internasional Tanjung Carat, yang akan memperkuat posisi Sumsel sebagai pusat logistik strategis nasional.
BACA JUGA:Pemda Muara Enim Dorong Percepatan Jalan Tol Prabumulih-Muara Enim
Meski pembangunan pelabuhan masih terkendala pelepasan kawasan hutan, proyeksi pertumbuhan ekonomi terus menunjukkan tren positif, seiring rampungnya akses jalan tol baru seperti Tol Baleno (Musi Banyuasin)–Tempino (Jambi).
Transformasi infrastruktur ini membuka pintu investasi, khususnya di sektor industri, logistik, dan properti. Palembang bukan lagi sekadar ibu kota provinsi, tapi kini menjelma menjadi logistik dan investasi terbesar di Sumatera bagian selatan.