Dengan menggandeng UMKM dari sekitar Padang–Sicincin, para pengguna tol bisa menikmati kuliner dan produk khas Sumatra Barat sembari beristirahat.
Desain Unik: Perpaduan Modern dan Budaya Minang
BACA JUGA:Melirik Potensi Peluang Investasi Menjanjikan Jika Tol Muara Enim–Palembang Tersambung
Yang membedakan rest area ini dari rest area lainnya di Indonesia adalah arsitektur neo-vernacular Minangkabau.
Rest area ini mengadopsi bentuk khas rumah adat Minang dengan atap gonjong menjulang, disertai ornamen seperti:
Mahkota
Dada kelelawar
Sirip ikan
Motif ukiran tradisional
BACA JUGA:Tol Muara Enim–Palembang: Akselerator Pertumbuhan Ekonomi, Pariwisata, dan Industri Wilayah
Material yang digunakan merupakan perpaduan antara teknologi modern dan hasil karya pengrajin lokal, menjadikan rest area ini bukan sekadar tempat singgah, tetapi juga wajah budaya Sumbar di jalan nasional.
“Kami tak sekadar membangun fisik, tapi juga merawat warisan budaya,” kata Adit. “Kami bahkan menggandeng spesialis Ranah Minang untuk memastikan nilai-nilai budaya tertuang pada setiap detail bangunan.”
Parkir Luas dan Teknologi Canggih
Untuk kenyamanan pengguna, tersedia area parkir luas
Jalur A: 211 kendaraan golongan I, 55 kendaraan golongan II–V
BACA JUGA:Tol Muara Enim–Palembang: Infrastruktur Strategis Pendorong Pertumbuhan Industri Wilayah