KORANENIMEKSPRES.COM - Jika menyebut batu bara, banyak orang akan langsung membayangkan cerobong hitam, debu, dan polusi.
Tapi di Sumatera Selatan, narasi itu perlahan mulai bergeser.
Di tengah gelombang global menuju energi hijau, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) justru mengambil langkah berani: memurnikan potensi fosil menjadi bahan bakar ramah lingkungan.
Ya, lewat inovasi bernama briket batu bara, Sumsel kini berada di jalur transisi energi yang tak hanya hijau, tapi juga membumi.
BACA JUGA:Gubernur Sumsel Tegaskan Larangan Truk Batubara Lalui Jalan Umum
BACA JUGA:Edison : Minta Angkutan Batubara Melintas di Jalan Khusus
Sebagai provinsi yang dikenal kaya sumber daya alam, Sumsel bukan pemain baru dalam industri energi.
Namun, kini Sumsel sedang mengubah perannya.
Bukan lagi sekadar penghasil batu bara mentah, tapi produsen energi alternatif berbasis hilirisasi batu bara yang bersih, efisien, dan bernilai tambah tinggi.
Inilah mengapa pemerintah mulai menyebut Sumsel sebagai pilot project energi terbarukan berbasis lokal.
BACA JUGA:Angkutan Batubara Meresahkan, Masyarakat Minta Terbitkan Perda
BACA JUGA:5 Kepala Daerah Diundang Gubernur Bahas Masalah Angkutan Batubara
Di Tanjung Enim dan Natar, PTBA mengoperasikan dua pabrik briket batu bara.
Tapi ini bukan briket biasa.
Lewat proses karbonisasi, nilai kalorinya ditingkatkan, asap dihilangkan, dan hasilnya: Briket Super bahan bakar padat yang tak hanya ramah dapur, tapi juga ramah langit.