KORANENIMEKSPRES.COM - Harapan baru masyarakat untuk melancarkan koneksitas ada pada tol Tanjung Enim-Pelabuhan Baai Bengkulu.
Di tengah penantian kelanjutan pembangunan jalan tol Prabumulih - Muara Enim muncul harapan baru bagi masyarakat maupun para pelaku bisnis dan kawasan industri (KI), setelah mencuat informasi bahwa pembagunan jalan Tol Tanjung Enim koneksitas langsung menuju ke Pelabuhan Pulau Baai, Bengkulu.
Wacana pengalihan rute proyek Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) itu mencuat setelah sebelumnya rute Tol Muara Enim - Lubuklinggau dicoret dari Proyek Strategis Nasional (PSN).
Kepala Bagian (Kabag) Administrasi Pembangunan Sekretariat Daerah (Setda) Kabupaten Muara Enim Sobirin ST, mengatakan bahwa, sampai saat ini Pemkab Muara Enim belum menerima kabar resmi dari pemerintah pusat terkait pengalihan rute JTTS tersebut.
BACA JUGA:Tol Bengkulu Mempermudah Aksesibilitas Antara Daerah
BACA JUGA:Aksesibilitas Tol Bengkulu Antara Daerah jadi Hemat Waktu dan Biaya
"Memang ada wacananya tol kita (Muara Enim,red) langsung ke Pulau Baai Bengkulu, tapi belum ada aturan turunannya. Karena PSN itu harus ditetapkan oleh Perpres dan turunannya Permenko terakhir itu tahun 2023," ujar Sobirin, Jumat 11 Juli 2025.
Selain itu, Sobirin juga menyampaikan apabila ada pengalihan rute tol, pihak Hutama Karya (HK) akan menyurati Pemkab Muara Enim untuk meminta pendampingan survei lokasi rute rencana pembangunan tol.
Lebih lanjut, Sobirin mengungkapkan, rencana awal survei trase tol Muara Enim diarahkan ke Kawasan Industri (KI) Tanjung Enim, setelahnya tembus ke Lahat - Lubuklinggau - Bengkulu.
"Karena kalau dari Tanjung Enim ke Pulau Baai di RTRW kita yang lama ada rencana jalan khusus batu bara dan jalur kereta api," ungkapnya.
BACA JUGA:Mimpi atau Akan Nyata? Tol Bengkulu Mempermudah Aksesibilitas Antar Daerah
BACA JUGA:Tol Bengkulu Aksesibilitas Jelas: Lelah dan Mengerikan ke Bengkulu Lewat Perbukitan Jalan Berkelok
Di sisi lain, Sobirin menerangkan, progres lanjutan pembangunan Tol Prabumulih - Muara Enim untuk di Kecamatan Rambang sudah 100 persen dilakukan pembebasan.
Sedangkan, sepanjang Kecamatan Gunung Megang, Ujan Mas sampai Muara Enim belum dibebaskan sama sekali karena tidak ada anggaran.
"Tempo hari sudah siap bayar, tapi begitu mau dibayar proyeknya batal, makanya HK putus kontrak dengan Waskita Karya," terangnya.