"Kemarin, posisi box cluivert baru di pasang dan timbunan belum padat. Ketika dilintasi tonase berat tidak kuat. Kalau sudah padat biasanya kuat," ujar Apri.
Saat ini, lanjut Apri, pihaknya telah melakukan penggantian dengan box cluivert baru yang lebih kuat dan lebih besar serta melakukan pemadatan sehingga terpaksa kendaraan di stop dulu, sebab jika tidak distop dan langsung dilindas ditakutkan rusak kembali.
Kedepan, pihaknya berharap untuk kendaraan bertonase tinggi untuk mengurangi muatannya di sesuaikan dengan kemampuan jalan dan jembatan sehingga tidak merusak jalan dan jembatan seperti yang baru terjadi di Jembatan Muara Lawai, Kecamatan Merapi Timur, Kabupaten Lahat, Provinsi Sumsel.
Sementara itu, Anggota Dapil V DPRD Kabupaten Muara Enim Yones Tober ST SH MH, mengatakan kerusakan jalan lintas nasional Muara Enim-Simpang Meo harus menjadi perhatian khusus pihak BBPJN. Sebab, kualitas jalan nasional sudah tidak mampu menahan kendaraan tonase tinggi yang hilir mudik milintas di jalan tersebut.
BACA JUGA:Muara Enim Bakal Bebas dari Angkutan Batubara dan Tidak Macet Lagi di Perlintasan Rel KA, Kok Bisa?
Lanjutnya, dengan kondisi jalan lintas tengah sumatera (Jalintengsun) banyak rusak berat aksesibilitas masyarakat terganggu, akibat kendaraan tonase tinggi yang melintas. Dampaknya, kata dia, jalan rusah, akses masyarakat terhambat.
"Contoh baru-baru ini ada ibu yang hendak perisiapan berlasin atau melahirkan terhambat dan terjebak macet oleh angkutan batu bara karena gorong-gorong yang berada di jalan nasional amblas. Artinya dampaknya sangat merugikan masyarakat dan penguna jalan," ujar Yones menyampaikan diri disela-sela kegiatan reses melihat kondisi jalan lintas di Desa Pandan Enim.
Untuk itu, dirinya mengharapkan pihak BBPJN agar melakukan survei aktivitas kendaraan angkutan tonase tinggi seperti angkutan batu bara pada malam hari.
"Harus disurvei tapi jangan pagi atau siang hari. Tetapi survei pada malam hari disaat kendaraan tonase tinggi keluar semua sehingga hasil perhitungan dilapangan dan secara teknis apakah ruas jalan nasioal tersebut masih layak atau tidak untuk dilintasi kendaraan tonase tinggi," pungkasnya.