3 Penjelasan Dalam Islam Mengenai Telinga Berdenging

Senin 14 Jul 2025 - 16:17 WIB
Reporter : Sherli
Editor : Leo

KORANENIMEKSPRES.COM - Dalam Islam, telinga berdenging (atau dalam bahasa Arab disebut ṣafīr al-udhūn) tidak memiliki penjelasan khusus dalam Al-Qur'an atau hadis sahih yang menyatakan maknanya secara langsung, seperti pertanda baik atau buruk.

Namun, berikut ini adalah penjelasan dari berbagai sudut pandang:

1. Tidak Ada Dalil Khusus dari Al-Qur'an atau Hadis Sahih

Tidak ada ayat atau hadis yang secara eksplisit menyebut bahwa telinga berdenging adalah pertanda tertentu (misalnya, ada yang membicarakan kita, pertanda akan mendapat rezeki, dll).

BACA JUGA:Satgassus Pajak: Efisiensi atau Birokrasi Baru?

BACA JUGA:Sejumlah Proyek Raksasa Tengah Dibangun di Sumsel jadi Angin Segar bagi Lapangan Kerja dan Dunia Investasi

Maka menurut ulama, tidak boleh meyakini hal-hal seperti itu sebagai akidah atau kepastian, kecuali ada dalil sahih yang mendukung.

2. Pandangan Ulama dan Adat

Sebagian masyarakat Islam di berbagai daerah punya kepercayaan turun-temurun bahwa telinga berdenging berarti:

Telinga kanan berdenging → ada yang membicarakan kebaikan kita.

BACA JUGA:Kado Kesejahteraan bagi Guru Non-ASN Kemenag, Tunjangan Profesi Naik Rp500 Ribu

BACA JUGA:Kopi Sumsel Makin Menasional Seiring Sukses Tembus Pasar Ekspor: Dominan dari 3 Daerah

Telinga kiri berdenging → ada yang membicarakan keburukan kita.

Ini lebih kepada budaya atau mitos, bukan ajaran Islam.

Para ulama menekankan bahwa hal seperti ini tidak boleh diyakini sepenuhnya tanpa dasar syariat yang kuat. Ini masuk dalam kategori tathayyur (percaya pada pertanda tanpa dasar), yang dilarang dalam Islam jika menyebabkan keyakinan batil.

3. Penjelasan Medis (Pendekatan Duniawi)

BACA JUGA:Langsung Gas Palembang-Jambi Bakal Tembus 2 Jam: No Macet No Ribet!

BACA JUGA:4 Jalan Tol Baru Akan Membalikkan Arah Ekonomi Sumsel Bersama 3 Provinsi Tetangga

Kategori :