BACA JUGA:Peta 3 Sektor di Pulau Sumatera Berubah Drastis dari Hadirnya 4 Tol Baru
BACA JUGA:Peta Tol Baru Sedang Dibangun Menyongsong Sumsel Pusat Distribusi Sumatera
Namun, era hanya menjual komoditas mentah perlahan ditinggalkan.
Pemerintah daerah bersama pelaku industri mulai mengarahkan fokus pada pembangunan ekosistem hilirisasi yang mengubah batu bara menjadi produk turunan yang lebih bernilai dan berkelanjutan.
Salah satu langkah konkret adalah pengembangan gasifikasi batubara yang dilakukan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) di Kabupaten Muara Enim.
Proyek ini mengubah batu bara kalori rendah menjadi dimethyl ether (DME), produk alternatif pengganti LPG, yang sangat dibutuhkan rumah tangga Indonesia.
BACA JUGA:7 Khasiat Makan Mangga Muda
BACA JUGA:Bukan Cuma Menasional! 57 Ton Kopi Sumsel Tembus Pasar Ekspor, Umumnya dari 3 Daerah Penghasil Kopi
Selain mengurangi ketergantungan impor energi, hilirisasi ini membuka lapangan kerja baru dan memperkuat ketahanan energi nasional.
Tidak hanya DME, batubara juga diolah menjadi metanol, urea, hingga bahan kimia industri yang mendukung sektor pertanian dan manufaktur.
Ini merupakan peluang besar bagi Sumsel untuk bertransformasi dari "daerah penghasil" menjadi daerah pengolah dan penyedia solusi energi masa depan.
Kabupaten Muara Enim dan Lahat sebagai dua motor utama tambang batubara Sumsel kini menjadi pusat perhatian nasional.
BACA JUGA:5 Dampak Negatif Pada Anak Jika Melihat Orang Tua Bertengkar
BACA JUGA:Fakta Jalan Tol Palembang-Jambi yang Bisa Dilibas Cuma 2 Jam Saja
Pemerintah pusat telah menetapkan Sumsel sebagai bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) untuk hilirisasi batu bara.
Ini diperkuat oleh kesiapan infrastruktur: jalur kereta khusus batubara, pelabuhan batu bara di Tanjung Enim, serta kawasan industri Tanjung Enim Eco Industrial Park yang sedang dikembangkan.