JAKARTA,– Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) Letnan Jenderal (Letjen) TNI Maruli Simanjuntak santer disebut bakal ditunjuk sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), menggantikan Jenderal Agus Subiyanto yang akan menggantikan Panglima TNI Yudo Margono karena memasuki usia pensiun.
Letjen Maruli Simanjuntak pun mengaku siap apabila ditunjuk sebagai KSAD.
Ia mengatakan bahwa seorang tentara harus siap bekerja keras.
Berikut gebrakan yang dilakukan oleh Letjen Maruli di pedalaman Papua yang perlu diapresiasi.
Dimana Papua merupakan daerah yang paling kental dengan isu separatis.
Letjen Maruli pernah mengirim bantuan lampu Penerangan Jalan Utama (PJU) untuk masyarakat yang tinggal di daerah Distrik Dal, Nduga, Papua.
Pemasangan lampu PJU tersebut salah satunya sebagai langkah diplomasi, untuk menunjukkan bahwa TNI ada bersama rakyat.
Pemasangan bantuan lampu PJU tersebut dipimpin langsung oleh Komandan Pos Dal Satgas Yonif Para Raider 433/JS, Lettu Inf Bara Warna Putra pada Juli 2023 lalu.
"Banyak masyarakat yang hadir menyambut gembira bantuan Lampu PJU yang diberikan secara gratis beserta pemasangannya oleh Pasukan Julu Siri Distrik Dal, mereka terlibat langsung membantu pemasangan lampu PJU yang merupakan bantuan langsung dari Pangkostrad Jenderal Maruli Simanjuntak," kata Komandan Pos Dal Satgas Yonif Para Raider 433/JS Letty Inf Bara Warna Putra, dikutip Kamis 2 November 2023.
Ia mengatakan bahwa pemasangan Lampu PJU tersebut bertujuan untuk membantu penerangan jalan yang sebelumnya belum pernah ada dan mempererat hubungan antara masyarakat dengan TNI yang bertugas di Papua.
Pangkostrad Letjen Maruli Simanjuntak sebelumnya kerap menyampaikan bahwa dirinya terinspirasi pada Sūn Zǐ, yang merupakan seorang Jenderal dari Tiongkok, ahli strategi militer, dan filsuf yang hidup pada Zaman Musim Semi dan Gugur pada masa Tiongkok Kuno.
Sun Tzu diketahui sebagai penulis The Art of War, sebuah strategi militer yang secara luas berpengaruh terhadap filosofi Barat dan Timur.
Menurut Letjen maruli, seni perang tertinggi yaitu menaklukkan musuh tanpa perang. Maka itu, dalam setiap operasi militer, Pangkostrad mengedepankan diplomasi ketimbang melakukan tindakan represif. (*)