Adat Kupik Mandi Kayik Lawang Kidul

Jumat 22 Aug 2025 - 16:08 WIB
Reporter : ozzy
Editor : azhar

Narasumber : Bapak H M Harun Mahudin S.PdI (Pemangku Adat Lawang Kidul)

SALAH satu adat masyarakat di Lawang Kidul, Kabupaten Muara Enim dalam merayakan hadirnya bayi yang baru lahir. Ketika tali pusat sang bayi sudah terlepas, maka orang tua dan masyarakat setempat membawa bayi tersebut ke Ayik Hening atau air/sungai jernih untuk pertama kalinya dimandikan disana. 

Sebuah kebiasaan yang memiliki makna 

filosofi, bahwa yang diajak berinteraksi pertama kali oleh sang bayi ketika dia terlahir kedunia adalah Ayik Hening yang merupakan salah sumber kehidupan masyarakat Lawang Kidul pada masa itu. adat istiadat inilah yang disebut Kupik Mandi Kayik.

Kupik Mandi Kayik merupakan bahasa Lawang Kidul, kupik artinya bayi, mandi kayik artinya mandi ke air/sungai lengkapnya adalah Membawa Bayi Mandi Ke Air/Sungai.

BACA JUGA:Keseruan Lomba Ala Ibu Balai Penyuluh KB

Sejarah Kupik Mandi Kayik berawal dari sungai enim pada masa itu bernama Ayik Hening yang artinya sungai jernih dan pada masa itu pula hanya Ayik Hening yang menjadi tempat untuk melakukan aktifitas sebagai tempat mandi dan mengambil air untuk minum dan Masak. 

Kejernihan Ayik Hening menjadikan airnya dapat langsung dikonsumsi saat 

itu juga oleh sebab itu Ayik Hening menjadi sumber kehidupan masyarakat Lawang Kidul dan oleh para leluhur atau puyang diselenggarakan adat Kupik Mandi Kayik seabgai bentuk iktihar kepada yang maha kuasa bahwa bayi yang baru lahir bertemu dengan air 

di dunia ini pertama kali adalah Ayik Hening, dengan makna mensucikan dan membersihkan bayi yang baru lahir ketika disentuh oleh air yang jernih dan mengalir, bersih lahir dan batin. 

BACA JUGA:Jaga Kenyamanan, Karyawan UPTD Pasar Bersih-bersih

Tata Cara adat Kupik Mandi Kayik Lawang kidul 

Proses ini dilakukan setelah sekitar 7 atau 10 hari tali pusat sang bayi sudah terlepas, menurut adat dilakukan oleh dukun beranak yang membantu proses persalinan.

Tahapan diawali membawa bayi turun atau keluar rumah untuk mandi ke ayik hening oleh dukun beranak diiringi orang tua bayi, dilanjutkan dengan memandikan dengan mencelupkan 

bayi, namun tergantung dari kesehatan bayi tersebut atau cukup mengusap bayi dengan ayik hening lalu menyiapkan sabut kelapa berbentuk utuh dan tidak terputus.

Fungsinya adalah tempat untuk meyimpan tali pusat bayi yang sudah terlepas dan selanjutnya dibakar lalu dihanyukan di sungai ayik hening sampai terendam dan terbawa arus, maknanya adalah segala bentuk sifat atau peristiwa yang buruk dari bayi tersebut hanyut terbawa arus ayik hening. 

Kategori :