KORANENIMEKSPRES.COM,--- Kebutuhan padi dan beras nasional dipasok dari salah satu daerah di Sumsel yang paling berkontribusi besar.
Sehingga dari kabupaten berusia 23 tahun ini pula membantu Sumsel nengkreng di urutan 3 dan 4 daerah penghasil padi dan beras.
Maka wajar bila sepanjang tahun 2024 hingga awal 2025 Kementerian Pertanian terus gelontorkan bantuan kepada petani.
Kementerian Pertanian berharap di tahun 2026 mendatang, Provinsi Sumsel mampu bersanding deengan Provinsi Jawa Tengah dalam menghasilkan padi dan beras nasional terbesar.
BACA JUGA:Kabupaten Banyuasin, Daerah Pemekaran yang Jago Produksi Beras di Sumsel
Sumatera Selatan mencatat produksi padi dan beras yang beragam di berbagai kabupaten dan kota pada tahun 2021.
Berdasarkan data terbaru dari Sistem Informasi Satu Data Sumsel, Kabupaten Banyuasin menempati posisi teratas dengan produksi padi mencapai 892.285,26 ton dan produksi beras sebanyak 509.759,87 ton.
Kabupaten Banyuasian sendiri merupakan kabupaten pemekaran baru yang berusia 22 tahun, memisahkan diri pada 2002 dari Kabupaten induk Musi Banyuasin.
Sementara itu, Kabupaten Ogan Komering Ilir juga menunjukkan angka produksi yang signifikan dengan 444.370,5 ton padi dan 253.867,53 ton beras.
Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur mencatatkan produksi padi sebesar 558.995,26 ton dan produksi beras sebanyak 319.352,27 ton, menempatkannya di urutan ketiga.
BACA JUGA:Dua Varietas Padi Organik Muara Enim Resmi Terdaftar di Kementerian Pertanian
Kabupaten Musi Banyuasin juga menjadi salah satu penyumbang utama dengan produksi padi mencapai 150.680,1 ton dan beras sebanyak 86.083,09 ton.
Di sisi lain, beberapa kabupaten dan kota mencatat produksi yang lebih rendah. Kota Prabumulih, misalnya, hanya menghasilkan 145,95 ton padi dan 83,38 ton beras, menjadikannya sebagai wilayah dengan produksi terendah di Sumatera Selatan.
Kota Lubuk Linggau dan Palembang juga memiliki produksi yang lebih kecil, dengan masing-masing menghasilkan 9.188,56 ton dan 10.892,42 ton padi.
Data ini menunjukkan perbedaan signifikan dalam tingkat produksi padi dan beras di seluruh wilayah Sumatera Selatan, mencerminkan berbagai faktor seperti kondisi tanah, cuaca, dan metode pertanian yang diterapkan.