KORANENIMEKSPRES.COM-----Sumatera Selatan kembali mencuri perhatian nasional. Deru mesin dan denting baja menggema di proyek raksasa yang digadang akan mengubah wajah logistik Indonesia.
Tol Trans Sumatera ruas Palembang–Jambi, sepanjang 240 kilometer, kini menjadi simbol kecepatan dan ambisi baru di Bumi Sriwijaya.
Tak lagi mimpi, pembangunan ini jadi bukti nyata bahwa Sumsel sedang berpacu dengan masa depan.
Target penyelesaian akhir 2026, tol ini diprediksi memangkas perjalanan 6–7 jam menjadi hanya sekitar 2 jam.
Sebuah lonjakan luar biasa—bukan sekadar infrastruktur, tapi jembatan menuju era konektivitas ekonomi baru.
Proyek Strategis Rp Triliunan: Jalan Menuju Transformasi
Jalur tol dibagi dua seksi utama:
Palembang–Betung (69 km)
Betung–Tempino–Jambi (169 km)
Salah satu segmen vital, Bayung Lencir–Tempino Tahap 3, bahkan berhasil diselesaikan hanya dalam 473 hari, jauh lebih cepat dari estimasi awal 599 hari.
Kecepatan ini tak lepas dari penggunaan teknologi Building Information Modeling (BIM) yang mempercepat sinkronisasi kerja dan mengurangi kesalahan di lapangan.
Menurut Ariel Winfried, Site Engineering Manager, BIM telah menjadi game-changer dalam proyek infrastruktur berskala besar.
Investasi Jumbo, Multiplier Effect Maksimal
Hanya untuk segmen Bayung Lencir–Tempino, dana yang digelontorkan mencapai Rp 2,7 triliun. Ini menunjukkan betapa vitalnya peran jalan tol sebagai urat nadi ekonomi. Dampaknya tak hanya dirasakan sektor logistik, tapi juga UMKM, pariwisata, hingga industri pengolahan.
“Dengan distribusi barang yang lebih cepat, industri dan pelabuhan bisa bergerak lebih efisien,” ujar Koentjoro, Direktur Operasi III PT Hutama Karya. Ia menekankan bahwa kolaborasi masyarakat, pemerintah, dan swasta adalah kunci sukses proyek ini.