Mantan Penambang Emas Ilegal Pilih Hidup Tenang, Dulu Rusak Hutan Kini Lestarikan Hutan

Minggu 05 Nov 2023 - 21:36 WIB
Reporter : Admin
Editor : Admin

 

Dulu Rusak Hutan Kini Lestarikan Hutan

Bukan hanya mantan penambang emas illegal alias gurandil, yang merasakan manfaat hadirnya PT Antam Pongkor. Kolaborasi dalam menjaga lingkungan dan pelestarian hutan dan air di kawasan Pongkor sekarang juga dirasakan oleh Hendrik (50) mantan pembalak liar alias perusak hutan. Dengan mengambil kayu-kayu berkualitas yang ia jual untuk kepentingan pribadi. Tapi itu dulu 30 tahunan yang lalu. 

 

Jika dulu perusak hutan, kini Hendrik melestarikan hutan, dengan melakukan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS). Saat ini Hendrik dipercaya menjadi Ketua Kelompok Model Kampung Konservasi (MKK) Cisangku, Desa Malasari, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor. 

 

Hendrik menceritakan usai menikah, pada usia 18 tahun (1995), ia sudah menjadi cukong kayu besar di kawasan Bogor. Ia melakukan pembalakan liar di kawasan hutan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) bersama 72  orang anak buahnya.

 

 

Ia melakukan perambahan hutan di zona inti kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak yang luasnya 40 ribu hektar di resor gunung Botol seksi wilayah 2 Bogor. “Untuk area resor gunung Botol yang kami rambah, kayunya kami ambil sudah sekitar 8 ribu hektar. Untuk kayu yang kami ambil seperti kayu Rasamala dan kayu berkualitas lainnya,”  terang Hendrik sembari mengatakan dalam satu hari mereka bisa mendapatkan empat kubik kayu yang mereka tebang.

 

“Kayu-kayu yang mereka tebang tersebut disimpan dahulu di dalam hutan. Malam baru dikeluarkan, karena takut kalau ada razia dari aparat penegak hukum,” tukas Hendrik.

 

Masih kata Hendrik, awal melakukan pembalakan liar sekitar empat tahun, mereka menebang kayu dengan cara manual menggunakan parang. Kemudian, baru menggunakan mesin chainsaw. Total sekitar delapan tahun, ia menjadi pelaku illegal loging dan berhentik pada 2004. Alasan berhenti jadi pembalak liar, pertama ada aktifitas gurandil yang marak. Sehingga 72 orang anak buahnya alih profesi menjadi penambang emas illegal.”Kalau upah pikul kayu hanya dapat Rp10-20 ribu, tapi dengan jadi gurandil dalam semalam bisa dapat uang Rp100-500 ribu. Jadi saya kalah bersaing, saya banyak hutang. 

 

 

Kategori :