Miliki Lahan Sempit, SDN 13 Lawang Kidul Berhasil Meraih Adiwiyata Nasional

Minggu 05 Nov 2023 - 22:34 WIB
Reporter : Admin
Editor : Admin

MUARA ENIM - Ini bukti bahwa menjadi Sekolah Peduli dan Berbudaya lingkungan Hidup atau Sekolah Adiwiyata Nasional, tidak harus sekolah yang memiliki lahan yang luas. SD Negeri 13 Kecamatan Lawang Kidul Kabupaten Muara Enim Provinsi Sumatera Selatan buktinya.

Pada pertengahan Oktober 2023, sekolah yang berada di perkampungan Talang Jawa Tanjung Enim ini mendapat penghargaan sebagai Sekolah Adiwiyata Nasional 2023, dari Kementrian Lingkungan Hidup (KLH) Republik Indonesia (RI) pada 17 Oktober 2023 di Gedung Manggala Wanabhakti Kantor Kementrian Lingkungan Hidup di Jakarta. 

Penghargaan itu diterima langsung oleh Kepala SDN 13 Lawang Kidul, Nuraina Hasibuan,S.pd, didampingi Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Muara Enim, Drs H Rusdi Hairullah MSi, dan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Alfarizal SH MH.

Luas lahan sekolah 2448 M2, dengan luas bangunan 2088 m2, letaknya di tengah-tengah pemukiman warga padat penduduk. Namun berkat kerja keras bersama Paguyuban sekolah, sekolah negeri itu berhasil mengolah sampah sendiri di lingkungan sekolah. Melibatkan Paguyuban juga telah banyak memiliki inovasi, Seperti Handsanitizer sirih, Teh Daun Sirih, peyek sirih, agar sawo, pergedel daun pepaya jepang, Kompos, hasta karya dari limbah plastik.

BACA JUGA:Polres Muara Enim Gelar Bakti Sosial dan Penanaman Pohon

"Keterlibatan Paguyuban ini sangat menunjang gerakan PBLHS, penyusunan pemetaan  dalam mengidentifikasi  potensi dan masalah lingkungan hidup (IPMLH) di sekolah. Selain itu juga bimbingan dari Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Pendidikan, dan bantuan dari dunia usaha," terang Ina, Minggu (5/11).

Penghargaan itu di berikan oleh pemerintah melalui KLHK RI kepada SDN 13 Kecamatan Lawang KidulKabupaten Muara Enim, karena sekolah itu telah berhasil melaksanakan Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah (PBLHS). Gerakan PBLHS mendorong aksi kolektif di sekolah agar seluruh warga sekolah secara sadar dan sukarela, berjejaring dan berkelanjutan menerapkan perilaku ramah lingkungan hidup.

"Memiliki lahan terbatas, hanya 15 persen dari total luas lahan yang dapat kita tanam. Maka pembelajaran menanam yang kami ajarkan kepad siswa yakni dengan sistem urban farming. Antara lain hidroponic, teknik menanam dalam pot, dan budidaya tanaman di dalam polibag," ungkapnya.(git)

 

Kategori :