Ketika hendak masuk gerbang masjid tadi saya ditanya penjual karcis: mau salat atau mau lihat-lihat. Yang mau salat tidak perlu beli karcis.
Selesai Jumatan saya pun kembali ke Fuzhou. Dua jam di jalan tol. Sore hari lalu-lintas lebih padat. Utamanya ketika mulai masuk kota Fuzhou.
Untung saya sudah keliling kota Quanzhou sebelum Jumatan. Yakni memanfaatkan waktu tunggu 1 jam.
Saya sempat mencoba jembatan baru di pinggir kota: jembatan yang melengkung tinggi di atas laut. Tepatnya di teluk Quanzhou. Sedikit lebih panjang dari jembatan Madura.
Di sebelah jembatan ini melengkung juga jembatan khusus untuk kereta cepat jurusan Fuzhou-Xiamen. Saya pun membayangkan diri jadi Ibnu Batuta. (*)
Kategori :