Mengenal Sang Dermawan dan Pendiri serta asal usul Masjid Agung Muara Enim

Senin 18 Mar 2024 - 22:25 WIB

Mantan Ketua Umum PSSI Sjarnoebi Said sekaligus sang Dermawan ini Berpulang ke Rahmatullah pada 13 April 2001,  di Jakarta.

Mantan Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia Brigadir Jenderal Purnawirawan TNI Sjarnoebi Said meninggal dunia di Rumah Sakit Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara, Kamis (13/4/2021) pukul 19.00 WIB. Sjarnoebi mengembuskan napas terakhir akibat penyakit jantung dan stroke setelah dua pekan dirawat di rumah sakit tersebut. Pria kelahiran Tanjung Enim, Sumatra Selatan, 73 tahun silam itu, meninggalkan seorang putra dan seorang cucu. Kepergiannya seakan menyusul almarhum Hj. Rasdiana Oemar, sang istri yang lebih dulu berpulang beberapa tahun silam.

Almarhum Sjarnoebi dalam kehidupannya juga sempat berkarir di Perusahaan Tambang Minyak Negara (Pertamina). Selain itu, ia juga ikut mendirikan PT Kramayudha Tiga Berlian yang mengimpor dan merakit mobil merek Mitsubishi dari Jepang. Kendati demikian, orang lebih mengenal Sjarnoebi sebagai Ketua Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia pada periode 1981 hingga 1983. Sjarnoebi terakhir menjabat sebagai Ketua Dewan Penasihat PSSI. Dunia sepak bola ternyata tak bisa luput perhatiannya. Belakangan, setelah tak aktif dalam PSSI, Sjarnoebi tetap berpartisipasi sebagai pemerhati masalah sepak bola.

(Sumber liputan 6 SCTV).

Asal Usul Berdiri Masjid di tengah Kota "MASJID AGUNG MUARA ENIM".

Kurang lebih pada tahun 1992 datanglah seorang Pengusaha yang Dermawan ke Muara Enim yang berkeinginan mendirikan sebuah bangunan Masjid di Pusat Kota. Ia adalah "SARNUBI SAID", merasa pernah dilahirkan dan dibesarkan di Muara Enim, akhirnya Sarnubi Said menemui salah seorang Pejabat Daerah di Muara Enim, saat itu di Pimpin oleh Kepala Daerah Tingkat ll/Bupati H. Hasan Zen. SH. Beliau menjelaskan maksud dan tujuan datang ke Muara Enim, bahwa ingin mendirikan sebuah Masjid yang berada di Pusat Kota, beliau menyampaikan saat itu, silahkan Bupati Muara Enim (Pemerintah Daerah) untuk mencari lahan lokasi yang cocok dan strategis yang akan dibangun Masjid (untuk masalah biaya pembangunannya akan ditanggung penuh oleh Sarnubi Said, termasuk Arsitek/bentuk bangunannya).

Dengan adanya seorang Dermawan yang berkeinginan mendirikan sebuah Masjid di Pusat Kota Muara Enim, hal itu tentu sangat disambut baik oleh Bupati Muara Enim (Pemerintah Daerah), maka saat itu juga, Bupati Muara Enim mengumpulkan para pejabat dan pemangku kepentingan untuk sama-sama mencari lokasi lahan yang akan di bangun Masjid tersebut.

Singkat cerita, akhirnya didapatlah lokasi yang cocok untuk mendirikan sebuah Masjid, tempat nya dilahan bangunan Eks. Kantor Pertanian (Gudang Beras) yang berada di depan Kantor Kejaksaan Negeri Muara Enim dan samping Lapangan Tenis/Kantor Bupati Muara Enim di Jalan Jend. Ahmad Yani dan masuk juga dalam wilayah Kampung 1 Kemayoran.

Dengan luas lahan saat itu kurang lebih 600 M2 atas sumbangan Sarnubi Said dan didukung oleh Pemerintah Daerah Tingkat ll Muara Enim dan Masyarakat Muara Enim (Warga Kampung Kemayoran), akhirnya Masjid itu dibangun dengan di Arsiteki, Arsitektur ARSYAD.

Tepat pada tanggal 23 Januari 1993 pembangunan Masjid selesai dan diresmikan langsung oleh Kepala Daerah Tingkat ll Muara Enim H. Hasan Zen. SH, yang dihadiri langsung Sarnubi Said bersama pihak keluarga, Abi Sa'id, Tokoh Agama dari Palembang Prof. KH. Gajah Nata, KH. Cikmid, dan Saiman Sagiman, Muchtar Lufti (Kepala P dan K), Fideraini. Z (Kepala Lingkungan Kemayoran), H. Rosihan Anwar, H. Zulkifli Ma'din, Pejabat Pemkab Dati ll, Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat Muara Enim serta Warga Lingkungan Kampung Kemayoran.

Dan akhirnya Masjid tersebut diresmikan dan dinamakan "MASJID AGUNG" Muara Enim sumbangan dari "H. SARNUBI SAID" KRAMA YHUDA.

Dengan diresmikannya Masjid Agung Muara Enim tersebut, atas inisiatif Bapak Hasan Zen selaku Kepala Daerah Tingkat ll Muara Enim, untuk pengelolaan dan adanya struktur kepengurusan Masjid Agung dapat berjalan, maka segera untuk di bentuk, maka saat itu secara langsung Mandat / kepercayaan untuk mengurus Masjid Agung ini diberikan kepada Bapak Fideraini.Z , dikarenakan beliau saat itu sebagai Kepala Lingkungan Kampung Kemayoran (dikarenakan Masjid Agung masuk dalam wilayah lingkungan Kampung Kemayoran).

Atas mandat tersebut Bapak Fideraini. Z mengumpulkan beberapa Tokoh Agama, diantaranya H. Zulkifli Ma'din. BA, H. Rosihan Anwar, H. Saihul, dan tokoh Agama lainnya serta warga Lingkungan Kampung Kemayoran untuk masuk dalam struktur kepengurusan Masjid Agung Muara Enim.

Seiring berjalannya waktu, tepat pada tahun 1999, Bapak Fideraini. Z, terpilih sebagai Anggota DPRD Kabupaten Muara Enim, dan untuk meneruskan kepengurusan Masjid Agung Muara Enim diserahkan sebagai Ketua yaitu Bapak H. Zulkifli Ma'din. BA. Adapun beberapa nama yang pernah menjabat sebagai Ketua Masjid Agung Muara Enim diantaranya :

Fideraini. Z

H. Zulkifli Ma'din. BA

Kategori :