Sampai disini perlu catatan, pakaian dulu dimasukkan kemudian air, jangan dibalik.
BACA JUGA:Potret Kekuatan Islam Modernis dan Tradisionalis
BACA JUGA:Urgensi Ukhuwah Islamiah dan Wathaniyah, Dulu dan Sekarang
"Air didatangkan, bukan pakaian yang mendatangi air" tegasnya.
Kemudian dibilas dan air yang pertama tadi dikeluarkan atau dibuang.
Lalu, isi lagi dengan air yang baru juga hingga semua pakaian tergenang dan kemudian barulah boleh dikasih diterjen atau pembersih.
Tapi sebelum itu, kata Buya, perhatikan terlebih dahulu pakaian tersebut apakah masih ada bentuknya atau tidak.
BACA JUGA:Ajang Pengembangan Seni Budaya Islam
BACA JUGA:Palestina yang Damai di Era Islam
"Jika masih ada bantuknya, ambillah supaya tidak menyebar kemana-mana," pintanya.
Membersihkan pakaian yang terkena najis menggunaka mesin cuci, katanya perlu jadi perhatian serius.
Sebab, hal ini berbeda dengan mencuci di air mengalir seperti di sungai.
"Kalau di sungai lebih gampang, cukup dicelup ke sungai, digosok-gosok lalu diangkat, maka najisnya sudah bersih," paparnya. (*)