Tidak mudah. Mereka bilang sistem digital tidak bisa mengatasi. ''Bagaimana kalau lewat retina mata?'' katanya pada para ahli itu.
Setelah berbulan-bulan diriset akhirnya ditemukan: sebuah dokumen di layar komputer hanya bisa dibaca oleh yang bersangkutan. Atau oleh orang yang diberi wewenang membacanya.
Misalkan Anda kirim email ke teman Anda. Teman beneran maupun teman mata sapi. Maka teks email itu hanya bisa dibaca oleh Anda dan si mata sapi. Orang yang retina matanya tidak direkomendasikan tidak bisa membacanya.
Caffey lulusan universitas kecil –untuk ukuran Amerika– di kota kecil Youngtown, dekat Cleveland, Ohio: Youngtown State University. Ia ambil bidang finance. Lalu bekerja di perusahaan keuangan –dapat klien perusahaan-perusahaan Fortune500.
Sukses itu, katanya, terinspirasi dari ayahnya. Sang ayah yang memintanya jadi loper koran. Yakni saat Caffey masih remaja. Itu membuatnya tidak hanya punya penghasilan sendiri tapi juga belajar berkomunikasi dengan begitu banyak orang –sampai kenal secara personal.
Di situ Caffey belajar mempraktikkan nasihat sang ayah: orang sukses itu orang yang bisa mendengarkan orang lain. Kadang sulit bersabar ketika harus mendengarkan kata-kata yang tidak menarik dari orang lain. Tapi harus tetap punya waktu untuk mendengarkannya.
Tentu Anda boleh tidak sabar mendengarkan video di medsos –karena medsos bukanlah orang. Bahkan kadang-kadang ia itu Fir'aun. (*)